KAI Pakai 103,69 Juta Liter BBM Subsidi Layani PSO pada Semester I/2025

Petugas KAI Daop 8 Surabaya mengisi BBM bersubsidi untuk salah satu lokomotif yang akan beroperasi di Stasiun Sidotopo Surabaya. (dok. daopsurabaya)
Bagikan

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat menggunakan 103.689.715 liter bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sepanjang Semester I/2025 untuk melayani 8,8 juta pelanggan Public Service Obligation (PSO) dan angkutan barang.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan angka itu setara dengan 49,42% dari total kuota yang diberikan pemerintah melalui BPH Migas pada tahun 2025 sebesar 209.809.000 liter.

“Hampir 50% kuota BBM subsidi tahun ini telah digunakan untuk pelayanan angkutan selama Semester I/2025, baik angkutan penumpang maupun barang,” kata Anne di Jakarta.

Dia menuturkan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tersebut menjadi fondasi penting dalam penyelenggaraan layanan kereta api, terutama dalam memastikan keterjangkauan transportasi publik untuk seluruh lapisan masyarakat.

Anne menegaskan, dari jumlah tersebut sebanyak 93,1 juta liter digunakan untuk kereta api penumpang, termasuk 8,8 juta pelanggan layanan PSO yang ditugaskan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

Menurutnya, jumlah tersebut terdiri dari 5,68 juta pelanggan Kereta Api (KA) Jarak Jauh PSO dan 3,14 juta pelanggan KA Lokal PSO.

“Bagian dari total 27,46 juta pelanggan KA Jarak Jauh dan Lokal yang dilayani KAI Semester I/2025 naik 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 pada angka 25,74 juta pelanggan,” katanya.

Dia menjelaskan, layanan PSO disediakan dengan tarif terjangkau, khususnya bagi pelajar, pekerja harian, pelaku UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah dengan keterbatasan akses transportasi.

Subsidi BBM turut menjaga keterjangkauan tarif tersebut, sekaligus memperluas jangkauan layanan publik berbasis rel.

Sementara itu, sisanya digunakan untuk mendukung operasional kereta barang seperti KA Petikemas (6.905.944 liter), KA Parcel (1.780.508 liter), KA Semen (1.541.186 liter), dan KA Klinker (350.881 liter).

Layanan logistik ini berperan penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok nasional.

Dalam implementasinya, KAI memastikan subsidi BBM dikelola secara akuntabel dan transparan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG), memastikan manfaatnya tepat sasaran dan tercatat secara sistematis.

Dia menyatakan,selaras dengan komitmen keberlanjutan, sejak Februari 2025 KAI telah menggunakan Biosolar B40 secara penuh untuk seluruh lokomotif dan genset.

BBM itu memiliki 40% kandungan bahan nabati dari kelapa sawit, menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dan lebih mudah diserap kembali oleh alam.

“BBM subsidi ini juga ramah lingkungan karena menggunakan jenis Biosolar B40, sejalan dengan visi KAI untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Anne. B

 

Komentar

Bagikan