KAI Bangkit Lawan Pandemi Cermin Optimalnya Transformasi BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menemui salah satu peneirma vaksin dalam rangka mencegah pandemi Covid-19. (dok. kai.id).

PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memperlihatkan inovasi dan langkah maju selama tiga tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir.

Terbukti, KAI mampu bertahan dari goncangan pandemi dan bahkan bangkit kembali menjadi andalan dalam melayani transportasi jarak dekat maupun jarak jauh.

Menurut Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, kebangkitan KAI melawan pandemi merupakan buah dari konsistensi penerapan nilai-nilai utama Kementerian BUMN kepada seluruh insan KAI, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).

“Insan KAI harus mengutamakan AKHLAK sebagai pedoman agar dapat memberikan layanan yang sepenuh hati dan senantiasa menjalankan amanah dengan baik,” katanya.

Selama pandemi, lanjut Didiek, sesuai ketentuan dari pemerintah, KAI membatasi jumlah maksimal pelanggan di dalam kereta.

“Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 juga KAI lakukan dengan optimal melalui penerapan protokol kesehatan ketat di stasiun dan kereta api, mulai dari pengecekan suhu tubuh, wajib masker, hingga menjaga jarak antar pelanggan,” jelasnya.

Untuk membantu pelanggan dalam melengkapi syarat naik kereta api pada masa pandemi Covid-19, KAI telah menyediakan tes Covid dengan tarif murah dan vaksinasi gratis di stasiun-stasiun.

Baca juga :   Penandatanganan Paket Kontrak 205 MRT Jakarta Perluas Jangkauan

Data hasil tes Covid-19 dan vaksinasi pelanggan dapat terbaca secara otomatis oleh petugas boarding, karena sistem boarding KAI telah terintegrasi dengan PeduliLindungi. Inovasi layanan ini KAI sediakan melalui upaya kolaborasi dengan berbagai stakeholder.

“Masa sulit akibat pandemi tidak membatasi KAI untuk memberi kontribusi lebih kepada bangsa. Pada periode awal pandemi, misalnya, KAI telah membagikan 10.000 voucher tiket kereta api jarak jauh secara cuma-cuma kepada guru dan tenaga kesehatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan,” tutur Didiek.

KAI, dia menambahkan, juga memberikan bantuan senilai Rp328 juta untuk porter stasiun yang terdampak pandemic.

Bantuan untuk penanganan Covid-19 dalam bentuk ambulans dan Alat Pelindung Diri (APD) juga KAI salurkan kepada sejumlah pemerintah daerah.

Sebagai aksi nyata lainnya, KAI menggratiskan pengiriman angkutan oksigen dengan total berat 202 ton oksigen. Anak perusahaan KAI, yakni KAI Logistik juga turut memberikan layanan pengiriman gratis untuk angkutan oksigen ataupun tabung oksigen dan diskon khusus untuk pengiriman obat-obatan, APD, serta alat medis lain dengan menggunakan kereta api.

Meski menghadapi tantangan yang begitu berat, KAI terus meningkatkan pelayanan bagi pelanggan di masa pandemi Covid-19.

Baca juga :   Investasi Teknologi Penting Untuk Cegah Krisis Sektor Parekraf

Bahkan, KAI membuat sejarah dengan mengoperasikan Commuter Line untuk pertama kalinya di jalur Yogyakarta-Solo dan mengoperasikan kembali kereta api di jalur Cibatu-Garut.

KAI juga terus melakukan inovasi pada layanan KA penumpang berupa percepatan waktu tempuh, penyediaan layanan wifi gratis dan penyediaan layanan Live Cooking di atas KA.

Inovasi layanan ini bertujuan untuk memenuhi harapan pelanggan akan waktu perjalanan yang lebih cepat, wifi gratis dan masakan dadakan di atas KA.

Inovasi terbaru yang KAI lakukan dalam rangka menyambut HUT ke-77 KAI yang jatuh pada 28 September lalu di antaranya peluncuran Hype Trip yang diterapkan pada KA Taksaka sebagai pilot project.

Pelanggan dapat menikmati layanan Entertainment On Board (EOB) berupa berbagai macam konten hiburan selama perjalanan.

Terobosan lain KAI di bidang digital, yaitu KAI mulai mengujicobakan fasilitas Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung.

Hadirnya Face Recognition Boarding Gate tersebut bertujuan untuk mempermudah pelanggan KA Jarak Jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukan berbagai dokumen, seperti boarding pass fisik, e-boarding pass, KTP, ataupun dokumen vaksinasi. B

 

Komentar