
PT Garuda Indonesia Tbk. melalui anak perusahaannya bersama dengan PT Real Kaiten Indonesia, perusahaan asal Singapura menanamkan modalnya di pusat ekonomi dan industri kedirgantaraan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) melalui ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2025.
PT Real Kaiten Indonesia, yang merupakan perusahaan investasi berbasis Singapura menggandeng konsorsium Tiongkok untuk menandatangani Share Purchase Agreement (SPA) dengan PT Jasa Sarana sebagai investor strategis di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Founder dan CEO/CFO Real Kaiten Elaina Olivia Chong mengatakan, nilai investasi yang disiapkan untuk bandara terbesar kedua di Indonesia itu mencapai Rp13,5 triliun.
Dia menuturkan, keputusan berinvestasi di Bandara Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka, karena kawasan tersebut dinilai memiliki potensi pengembangan ekonomi yang lebih baik pada masa depan.
“Sudah ada bandaranya. Namun, kami ingin mengembangkan Kertajati lebih baik lagi karena banyak potensi. This is the best time to invest in BIJB,” kata Elaina dalam konferensi pers WJIS 2025 di Hotel Pullman Bandung, baru – baru ini.
Menurutnya, perusahaan bukan hanya membawa modal, tetapi juga memiliki rencana pembangunan ekosistem di sekitar bandara, mulai dari pusat logistik, kawasan komersial, hingga fasilitas Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
Elaina mengatakan bahwa rencana pengembangan kawasan Bandara Kertajati berpotensi menyerap lebih dari 2.000 tenaga kerja.
“Kami tertarik pada proyek yang memberi dampak sosial dan melibatkan komunitas lokal. Investasi kami mencakup pembangunan ekosistem di sekitar Bandara Kertajati, termasuk pusat logistik, e-commerce, serta fasilitas MICE,” ungkapnya.
Pada waktu yang sama, PT garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. menandatangani perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) dengan BIJB untuk memulai pembangunan Kertajati Aerospace Park, yang diharapkan menjadi kawasan industri kedirgantaraan terpadu seluas 84 hektare.
Direktur Utama Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) Andi Fahrurrozi menjelaskan, proyek ini akan dikembangkan secara bertahap dengan total investasi US$8 juta hingga US$771 juta.
Menurutnya, Kertajati Aerospace Park akan mencakup fasilitas perawatan pesawat, bengkel mesin dan komponen, zona manufaktur, pusat pelatihan, serta riset hingga area bisnis yang terhubung langsung dengan bandara.
“Investasi ini diproyeksikan dapat menyerap ribuan tenaga kerja baru sekaligus memperkuat rantai pasok industri kedirgantaraan dan pertahanan nasional,” katanya.
Sementara itu, Plt Direktur BIJB Ronald H. Sinaga menambahkan, kehadiran GMF sebagai mitra utama akan memperkuat posisi Kertajati sebagai pusat industri aviasi berteknologi tinggi.
“Dengan GMF sebagai mitra utama, kawasan ini diharapkan menjadi lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Jawa Barat,” ujarnya.
Kepala DPMPTSP Jawa Barat Dedi Taufik menyebutkan bahwa minat investor terhadap kawasan BIJB terus meningkat.
“Masuknya dua investasi besar ini menambah optimisme pemerintah provinsi terhadap keberlangsungan Bandara Kertajati,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa pemerintah menyiapkan regulasi dan insentif yang mudah diakses oleh calon penanam modal.
“Kami ingin memastikan bahwa Jawa Barat tidak hanya kaya dengan potensi, tetapi juga siap dengan regulasi yang jelas, insentif yang menarik dan dukungan penuh dari seluruh ekosistem,” tuturnya. B



