Pariwisata Indonesia sepanjang tahun 2025 berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan dan secara signifikan memberikan sumbangan pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, Indonesia juga mempertegas sebagai destinasi unggulan yang berkualitas, berkelanjutan dan memiliki daya saing global, sehingga pariwisata terus tumbuh menjadi salah satu sektor unggulan penggerak ekonomi nasional.
“Tahun 2025 menjadi tahun yang penting dalam perkembangan pariwisata tanah air. Di tengah berbagai tantangan global, pariwisata berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan dan berperan kuat dalam mendorong pemberdayaan masyarakat menuju Indonesia sejahtera dalam pilar pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) Kementerian Pariwisata.
Sepanjang tahun 2025, pariwisata nasional mendapatkan perhatian internasional dengan 153 penghargaan internasional yang dianugerahkan, melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2024.
Dari prestasi Michelin Keys untuk 33 hotel dan resor hingga pengakuan dunia untuk kuliner dan desa wisata, reputasi Indonesia di panggung global mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Pariwisata Indonesia juga mencatatkan pencapaian kinerja solid sepanjang 2025 yang dapat dilihat dari berbagai indikator kinerja utama Kementerian Pariwisata.
Pertama adalah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Januari – Oktober 2025 tercatat mencapai 12,76 juta kunjungan atau meningkat 10,32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kemenpar memproyeksi hingga Desember 2025, kunjungan wisman bisa mencapai 15,31 juta orang.
Jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia yang bepergian ke luar negeri (wisatawan nasional) sebanyak 7,55 juta, statistik wisman memberikan surplus sebesar 5,21% yang kemudian mendorong net devisa positif.
Hingga Triwulan III/2025, devisa pariwisata mencapai US$13,82 miliar atau tumbuh 9,42%.
Capaian devisa diprediksi akan terus tumbuh hingga mencapai US$18,50 miliar di akhir tahun dan memperkuat posisi pariwisata sebagai salah satu penyumbang devisa yang cukup besar bagi negara.
“Hal ini mengindikasikan Indonesia tetap menjadi destinasi wisata yang menarik dan kompetitif dengan rata – rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan sebesar US$1.259,” tutur Menpar.
Berbagai capaian angka – angka di atas tentu tidak lepas dari deretan program pemasaran yang dijalankan Kemenpar bersama berbagai pihak melalui strategi kolaborasi untuk menjaga eksistensi pariwisata Indonesia di pasar dunia.
Sepanjang tahun 2025, Kemenpar berpartisipasi dalam 12 pameran pariwisata dunia, seperti Travex ATF, SATTE 2025, ITB Berlin 2025, ATM Dubai 2025 hingga WTM London 2025, dengan serangkaian program turunan di dalamnya.
Mulai dari 16 business matching, 17 familiarization trip serta 22 kerja sama terpadu.
Dari keseluruhan kegiatan pemasaran, pariwisata Indonesia mencatatkan potensi devisa sebesar Rp29,6 triliun.
Kemenpar juga secara aktif melaksanakan kampanye kreatif seperti pemasangan livery bus dengan iklan bertemakan Wonderful Indonesia yang melintas di lokasi – lokasi strategis di Berlin, Jerman dan Roma, Italia.
Sementara itu, untuk perjalanan wisatawan nusantara (wisnus), pada Januari – Oktober 2025 juga menunjukkan kekuatan luar biasa yakni 997,91 juta perjalanan. Jumlah ini meningkat 18,89% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan pergerakan ini juga ditopang dengan program pemasaran dan promosi Bangga Berwisata di Indonesia.
Bersama seluruh mitra, Kemenpar menghadirkan 17 pameran wisata, sembilan business matching, sembilan familiarization trip dan lima kerja sama terpadu.
Selain itu, geliat wisnus juga ditopang dengan penyelenggaraan serangkaian event. Sebanyak 198 event besar, mulai dari Karisma Event Nusantara, event nasional hingga event internasional dan MICE, menghadirkan 12,20 juta pengunjung, menggerakkan 20.877 UMKM, serta memicu perputaran ekonomi yang mencapai Rp23,76 triliun.
“Di tengah berbagai tantangan global, pariwisata berperan strategis sebagai penggerak ekonomi rakyat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pada tahun ini ekosistem pariwisata menyerap jutaan tenaga kerja, serta membuka peluang bagi generasi baru, dengan total 25,91 juta pekerja pariwisata,” ungkapnya.
Dalam mendukung pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil dan berdaya saing, Kemenpar melalui enam Poltekpar pada tahun 2025 menghasilkan lulusan sebanyak 2.905 dengan total jumlah mahasiswa aktif sebanyak 11.835.
Berbagai upaya pengembangan kapasitas SDM juga dilakukan Kemenpar untuk mendorong daya saing dan keterampilan tenaga kerja pariwisata.
Sepanjang tahun 2025, Kemenpar memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi terhadap 2.000 individu, pelatihan berbasis kompetensi terhadap 622 individu dan pelatihan tentang soft skills, pariwisata berkelanjutan dan keterampilan manajemen untuk 27.393 individu.
Selain itu, pelatihan juga diberikan kepada SDM aparatur dan pendidikan vokasi.
Investasi pun bergerak seirama. Realisasi investasi hingga Triwulan III/2025 menyentuh angka Rp53,92 triliun.
Kemenpar di sepanjang tahun 2025 berpartisipasi di 19 kegiatan manajemen investasi di berbagai negara untuk mendorong lebih banyak minat investor menanamkan modalnya di sektor pariwisata Indonesia.
Indonesia berkolaborasi bersama UN Tourism menjadi negara pertama di Kawasan Asia-Pasifik yang meluncurkan pedoman investasi pariwisata, berjudul Tourism Doing Business: Investing in Indonesia.
Pedoman yang disusun berdasarkan riset mendalam ini meliputi; gambaran ekonomi global dan nasional, tren dan arus investasi (termasuk investasi hijau dan startup), proposisi nilai dan daya saing Indonesia di tingkat global, kerangka hukum dan perpajakan untuk investor, serta peluang investasi konkret di destinasi unggulan dan rekomendasi strategis.
“Pedoman investasi tersebut diharapkan dapat menyajikan panduan yang menyeluruh untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia, sehingga dapat membantu calon investor, baik dari dalam maupun luar negeri dalam menggali potensi investasi,” kata Menpar.
Indonesia kini dihargai bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi karena kualitas pengelolaannya, keberagaman budaya dan kerja keras jutaan insan pariwisata yang menjaga, serta merawatnya.
Kemenpar juga mendorong agar usaha pariwisata semakin terstandarisasi dan berkualitas dengan menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2025 yang mengatur standar kegiatan usaha, tata cara pengawasan dan sanksi administratif dalam perizinan berusaha berbasis risiko di sektor pariwisata.
Regulasi ini menjadi landasan penting dalam penataan kembali subsektor akomodasi, khususnya terkait dengan perizinan.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Pariwisata berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Online Travel Agent (OTA) untuk memastikan seluruh akomodasi di platform telah memiliki Perizinan Berusaha dengan klasifikasi KBLI yang sesuai, paling lambat 31 Maret 2026.
Selain itu, Kemenpar juga memiliki program Wonderful Indonesia Scale Up Hub, yaitu program pendampingan UKM pariwisata mencakup mentoring, pitching dan business matching.
Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan tiga Destinasi Regeneratif juga menjadi prioritas pengembangan pariwisata nasional.
“Agar arah pengembangan semakin jelas dan terstruktur, seluruh Destinasi Pariwisata Prioritas akan segera memiliki Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional atau RIDPN,” tutur Menpar.
Saat ini, lima5 Destinasi Pariwisata Prioritas, yaitu Manado – Likupang, Bangka Belitung, Lombok – Gili Tramena, Raja Ampat, Borobudur – Yogyakarta – Prambanan dan Danau Toba telah memiliki RIDPN.
Sementara itu, empat Destinasi Pariwisata Prioritas lainnya, Bromo – Tengger – Semeru, Labuan Bajo, Morotai, dan Wakatobi telah selesai drafnya dan segera ditetapkan sebagai Peraturan Presiden.
Tentunya pengembangan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan tiga Destinasi Regeneratif, yang meliputi peningkatan infrastruktur dan konektivitas, juga tidak lepas dari kolaborasi solid seluruh Kementerian/Lembaga.
Pada tahun ini, Kemenpar secara aktif mengawal proses revalidasi geopark, termasuk Geopark Kaldera Toba yang sebelumnya menerima peringatan Yellow Card dari UNESCO pada tahun 2023.
Hasilnya, Geopark Danau Toba resmi kembali memperoleh status Green Card pada tahun ini. Kedua Geopark lainnya juga mempertahankan status Green Card.
Terkait dengan pengembangan destinasi lainnya, sebagai negara dengan salah satu penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata ramah muslim unggulan.
Kemenpar kembali melanjutkan Indonesia Muslim Travel Index atau IMTI, bersama Bank Indonesia, Enhaii Halal Tourism Center dan Crescent Rating.
Sebagai tindak lanjut, Kemenpar bersama BPJPH melakukan perluasan Sertifikasi Halal untuk 1.500 desa wisata, yang kini telah menghasilkan 2.885 sertifikasi halal di desa wisata.
Selain itu, Kemenpar juga melakukan pengembangan wisata bahari, termasuk wisata adventure, seperti diving dengan merilis pola perjalanan Wonderful Indonesia Diving Directory, melakukan pelatihan keselamatan marine dengan Divers Alert Network, serta memperkuat standar keselamatan secara menyeluruh melalui pelatihan dan mitigasi risiko.
Menpar menegaskan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah akan terus mengembangkan kebijakan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan dunia yang berkelanjutan, serta bernilai tambah yang tinggi.
Menurutnya, capaian di tahun ini bukan sekadar capaian yang mengesankan bagi pariwisata Indonesia, tapi juga kemajuan ketika Indonesia kembali menapaki track yang benar dalam proses pemulihannya.
“Dengan fondasi ini, kita menatap 2026 dengan keyakinan bahwa pariwisata Indonesia tidak hanya akan tumbuh, tetapi melompat lebih tinggi, lebih jauh, dan lebih bermakna bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. B




