Hutama Karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Jawa, Sumatra dan Sulawesi

Penandatanganan enam kontrak rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah Indonesia, yakni di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau dan Sulawesi Utara. (dok. hutamakarya)
Bagikan

PT Hutama Karya (Persero) kembali dipercaya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memperbaiki sejumlah jaringan irigasi nasional dengan meraih enam kontrak rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah Indonesia, yakni di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, dan Sulawesi Utara.

Proyek strategis ini akan memberikan dampak pada peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Bertempat di Ruang Serbaguna, Kementerian PU diadakan penandatanganan kontrak secara serentak bersama dengan paket rehabilitasi jaringan irigasi lainnya, belum lama ini.

Khusus paket Hutama Karya, tanda tangan kontrak dilakukan antara Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya Rizky Agung dengan Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa di setiap wilayah kerja,

Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Dwi Purwantoro dan Direktur Operasi I Hutama Karya Agung Fajarwanto, serta Kepala Satuan Kerja pada masing – masing Balai dan Balai Besar Wilayah Sungai.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menjelaskan bahwa keenam proyek tersebut meliputi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di BBWS Bengawan Solo Paket 1 dan 2, Rehabilitasi Jaringan Irigasi di BWS Sumatera III Paket 1 dan 2, serta masing – masing satu paket di BWS Sulawesi I dan BBWS Cimanuk Cisanggarung.

Keseluruhan proyek ini merupakan bagian integral dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) yang mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Mobilisasi pekerjaan dimulai pada Rabu, 3 September 2025 dengan target penyelesaian seluruhnya pada Desember 2025.

“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah strategis ini, Hutama Karya berperan langsung dalam meningkatkan efisiensi distribusi air untuk lahan pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujar Adjib.

Dia menuturkan, pengerjaan proyek – proyek rehabilitasi ini akan mencakup berbagai komponen infrastruktur irigasi kritis, mulai dari rehabilitasi saluran primer, sekunder dan tersier hingga perbaikan bangunan pengatur dan penggantian pintu air yang rusak.

Dengan total panjang saluran yang direhabilitasi mencapai lebih dari 76.190 meter dan luas area layanan lebih dari 10.702 hektare, proyek ini akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di berbagai kabupaten.

“Rehabilitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi investasi strategis untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia. Dengan kondisi jaringan irigasi yang lebih baik, petani dapat mengoptimalkan intensitas tanam dan meningkatkan produktivitas lahan mereka,” ungkap Adjib.

Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya akan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) serta memanfaatkan teknologi konstruksi modern untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian.

Perusahaan juga berkomitmen untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal, dengan target minimal 80% sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Untuk meminimalkan gangguan terhadap aktivitas pertanian selama konstruksi, Hutama Karya akan melakukan koordinasi intensif dengan petani, pemerintah desa dan stakeholder terkait guna menyusun metode kerja yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan lapangan.

Keenam proyek rehabilitasi irigasi merupakan implementasi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan percepatan pencapaian swasembada pangan sebagai upaya mewujudkan Asta Cita poin 2 melalui optimalisasi infrastruktur irigasi yang handal dan berkelanjutan. Rehabilitasi sejumlah irigasi ini sepenuhnya didanai melalui APBN 2025.

“Oleh karena itu, kami akan menggarap proyek ini dengan sungguh – sungguh agar dampak positif peningkatan produktivitas pertanian nasional serta kesejahteraan petani di enam wilayah tersebut dapat segera terealisasi,” kata Adjib. B

 

 

Komentar

Bagikan