Citilink Akan Gantikan Rute Penerbangan Garuda yang Dipangkas

Pesawat Citilink. (Istimewa)

Maskapai penerbangan Citilink akan menggantikan rute-rute penerbangan Garuda Indonesia yang dipangkas, menyusul adanya pemangkasan jumlah pesawat, yaitu dari 142 pesawat menjadi 50 pesawat hingga 60 pesawat yang beroperasi.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, untuk bisnis Citilink ke depannya diproyeksikan lebih besar ketimbang Garuda Indonesia.

“Kita akan dorong Citilink masuk ke rute-rute (Garuda Indonesia), karena selama ini LCC carrier-nya lebih tinggi,” ujar Tiko, panggilan akrab Kartika, Rabu (10/11/2021).

Maskapai penerbangan Citilink sebagai maskapai penerbangan kelas murah dianggap memiliki potensi jangkauan pasar yang lebih luas.

Sementara itu, Garuda Indonesia akan berfokus melayani penerbangan ke rute-rute gemuk, seperti Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Denpasar.

Baca juga :   Garuda Indonesia Masuk Dalam Jajaran Fortune Indonesia 100

Maskapai penerbangan pelat merah ini hanya akan menjamah rute-rute komersial yang dianggap menguntungkan.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) akan memangkas jumlah rute penerbangan dari 237 penerbangan pada 2019 menjadi 140 rute pada 2022. Artinya, jumlah rute penerbangan itu akan berkurang 97 rute.

Nantinya, sebagian besar rute internasional akan ditutup, khususnya yang masuk kategori perjalanan jauh, seperti ke Amsterdam, London, hingga Korea karena sepi penumpang. Rute domestik juga akan diseleksi.

Efisiensi rute pesawat merupakan salah satu rencana bisnis Garuda Indonesia yang tercantum dalam proposal restrukturisasi perusahaan.

Manajemen telah memetakan rute-rute yang tidak potensial dan merugikan perusahaan, seperti tujuan Tarakan.

Selain memangkas rute, Garuda berencana mengurangi frekuensi hingga jenis pesawatnya dari semula 13 jenis menjadi hanya tujuh jenis.

Baca juga :   Terbang Perdana Airbus A380 Emirates ke Indonesia Dapat Naikkan Kunjungan Wisman

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, perusahaan menanggung kerugian akibat beroperasinya sejumlah maskapai di rute-rute yang tidak mendorong pendapatan.

Pendapatan yang diperoleh maskapai dari rute-rute tertentu ini tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

“Selama ini kami terdesak (membuka rute) yang enggak bikin untung. Ada banyak tekanan pembukaan rute. Jadi mohon dukungan apabila kami bilang enggak (akan membuka rute). Mohon maaf, banyak maaf,” ujar Irfan  dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). B

 

 

Komentar