Seluruh bandar udara (bandara) di Indonesia beroperasi 24 jam selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
Kebijakan ini diprioritaskan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan potensi keterlambatan penerbangan akibat cuaca ekstrem.
Pgs Corporate Secretary Angkasa Pura Indonesia Arie Ahsanurrohim menjelaskan, kesiapsiagaan penuh dibutuhkan agar keterlambatan tidak menimbulkan penumpukan penumpang di bandara asal maupun bandara tujuan.
Menurutnya, operasional 24 jam bukan sekadar penambahan jam layanan, tetapi strategi pengurai kepadatan jika terjadi gangguan operasional.
“Jika nanti terjadi delay, kita harus selesai di hari itu. Jadi jangan karena bandara close, yang dari sana delay, mau landing enggak bisa landing, numpuk semua,” ujar Arie.
Dia menegaskan bahwa kesiapan ini dilakukan bersama maskapai dan AirNav Indonesia agar pengaturan lalu lintas udara tetap terkoordinasi.
Menurut Arie, manajemen delay menjadi isu penting, mengingat cuaca berpotensi berubah cepat pada puncak masa liburan.
Sampai saat ini, InJourney Airports mengoordinasikan kesiapan seluruh bandara dari Aceh hingga Sentani.
Setiap unit diminta memastikan fasilitas, prosedur dan personel siap menghadapi peningkatan jumlah penumpang.
Arie menambahkan, kesiapan dini diperlukan agar tidak terjadi keluhan operasional yang menghambat arus liburan.
“Proses di bandara itu tidak boleh sampai kecolongan, baik sisi keamanan terutama sama keselamatan,” ungkapnya.
Selain itu, Posko Nataru 2025/2026 di kantor pusat dan seluruh regional mulai diaktifkan untuk memantau arus penumpang, mengoordinasikan potensi gangguan dan menyiapkan penanganan jika terjadi keterlambatan masal.
InJourney Airports juga berkoordinasi dengan maskapai yang membutuhkan layanan tambahan.
Menurutnya, bandara siap membuka layanan penuh dari 20 Desember 2025 sampai dengan 10 Januari 2026, menyesuaikan kebutuhan operasional masing – masing maskapai.
Arie berharap operasional 24 jam membantu memecah kepadatan, terutama ketika terjadi keterlambatan beruntun.
“Konteksnya bukan soal operasional bandara lagi, tetapi pelayanan kepada masyarakat untuk bisa terakomodir dalam masa liburan Nataru,” kata Arie.
Puncak arus penumpang diperkirakan terjadi pada 20 – 21 Desember 2025, sedangkan arus balik diprediksi pada 3 – 4 Januari 2026. B




