Angkutan Umum Perkotaan Indonesia Berkembang Pesat dalam 10 Tahun Terakhir

Seminar Nasional Arah Kebijakan Transportasi Nasional dalam Penguatan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia, yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), di Institut Teknologi Bandung (ITB). (dok. kemenhub)
Bagikan

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, angkutan umum perkotaan dalam sepuluh tahun terakhir berkembang sangat pesat.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Seminar Nasional Arah Kebijakan Transportasi Nasional dalam Penguatan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia, yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Perkembangan angkutan umum perkotaan mengalami perkembangan sangat pesat sepuluh tahun terakhir. Sejumlah milestone atau tonggak telah menandai transformasi transportasi perkotaan dalam satu dasawarsa ini,” ujar Menhub.

Dia menjelaskan, pembangunan transportasi perkotaan berperan penting dalam menggerakkan ekonomi dan menunjang mobilitas massa.

Dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah telah memfasilitasi dilakukannya akselerasi transformasi transportasi perkotaan di Indonesia.

Tonggak pertama diawali dengan pembangunan double track kereta api Jawa bagian Selatan dan sebagian wilayah Jawa Barat, serta double double track untuk kawasan Jabodetabek.

Dengan adanya pembangunan jalur kereta api ini, angkutan perkeretaapian perkotaan pun berkembang pesat. Jumlah penumpang angkutan massal Kereta Rel Listrik (KRL) saja telah mencapai 1,2 juta penumpang per harinya. Ini menjadi tonggak awal transformasi angkutan perkotaan.

Setelah itu, tonggak kedua adalah dibangunnya kereta api Makassar ke Pare-pare yang menjadi kereta pertama di kawasan timur Indonesia.

Saat ini, KA Makassar ke Pare-pare lintas Maros – Garongkong telah beroperasi.

KA ini merupakan bagian dari KA TransSulawesi yang akan menghubungkan Makassar dengan Manado.

“Saat itu, Presiden mengatakan bahwa pembangunan itu jangan hanya dilakukan di Pulau Jawa saja. Maka, dibangunlah kereta api Makasar – Pare-Pare ini. Tak hanya angkutan penumpang, tapi angkutan logistiknya pun dikembangkan,” tutur Menhub.

Ke depan, dia menambahkan, kehadiran kerata api TransSulawesi ini akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya wilayah Sulawesi, serta mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru.

Selanjutnya, tonggak ketiga adalah dengan dibangunnya transportasi Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta dan Light Rail Transit (LRT) di Palembang dan Jabodetabek.

Menhub menilai, kehadiran MRT dan LRT ini menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan di perkotaan.

Berikutnya, tonggak transformasi perkotaan kian meningkat dengan hadirnya kereta api cepat Whoosh Jakarta – Bandung.

Teknologi kereta cepat yang dihadirkan di Indonesia ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara.

Pembangunan KCJB akan mendorong bangsa Indonesia untuk pembelajaran teknologi, metode dan manajemen konstruksi yang lebih efisien, serta mengadopsi teknologi perkeretaapian yang lebih tinggi.

“Presiden ingin sekali ada teknologi yang paling canggih di dunia, yakni kereta cepat, bisa diterapkan di Indonesia. Awalnya, banyak yang menentang,” ujarnya.

Namun, pada akhirnya banyak yang mengapresiasi adanya kereta cepat ini.

“Mari kita kejar perkembangan teknologi itu, karena pada dasarnya kita adalah negara besar yang memungkinkan melakukan alih teknologi,” kata Menhub.

Dia menambahkan, tonggak penting selanjutnya dalam transportasi perkotaan adalah elektrifikasi transportasi dan integrasi antar angkutan yang mendorong keberlanjutan transportasi perkotaan.

Dalam hal ini, pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi penggunaan kendaraan berbasis listrik, baik melalui pembuatan aturan, maupun pemberian subsidi.

“Terkait integrasi, wilayah perkotaan, khususnya Jabodetabek, saat ini telah terintegrasi dengan sangat baik,” jelasnya.

Sistem transportasi perkotaan telah terintegrasi, baik secara fisik maupun digital, yang melibatkan berbagai moda, seperti KRL, BRT, kereta bandara, MRT, dan LRT.

Sistem transportasi Jabodetabek diharapkan menjadi proyek percontohan transportasi perkotaan yang efisien, aman, nyaman, inklusif, dan ramah lingkungan.

Menhub berharap para akademisi pun dapat menopang transformasi transportasi ini melalui riset, opini dan masukan yang dapat membangun transportasi perkotaan.

“Kita butuh riset lebih lanjut dari teman-teman akademisi seperti di ITB ini. Contohnya, dalam pembuatan baterai untuk menunjang kendaraan listrik,” ungkapnya.

Inovasi – inovasi ini dibutuhkan untuk memberikan solusi, sehingga pada akhirnya, yang dilakukan memberikan kemajuan bagi transportasi Indonesia dan memberikan kebanggaan.

Turut hadir dalam acara ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Kepala Badan Kebijakan Transportasi Robby Kurniawan, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Prof. Edwan Kardena, dan Dewan Pakar Prabowo – Gibran Prof. Laode Kamaluddin.

Selain itu, Ketua MTI Tory Damantoro, Guru Besar Transportasi UGM sekaligus Ketua Dewan Penasehat MTI Prof. Danang Parikesit, Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan Purwantono, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, dan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat A.Koswara. B

Komentar

Bagikan