PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan layanan angkutan barang mencapai 27.731.631 ton selama Januari hingga Mei 2025 guna mendukung efisiensi dan memperkuat sistem distribusi logistik nasional.
Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, pertumbuhan positif pada layanan angkutan barang selama periode Januari hingga Mei 2025 itu meningkat 3% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
“Jumlah layanan angkutan barang tahun lalu berjumlah 27.013.457 ton,” katanya.
Dia menjelaskan, peningkatan itu mencerminkan kinerja yang konsisten dan adaptif dalam menjawab kebutuhan logistik nasional, sekaligus memperkuat kesiapan KAI menghadapi implementasi penuh kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (Zero ODOL) pada tahun 2026.
“Peningkatan volume angkutan ini menegaskan peran strategis KAI dalam mendukung ketahanan energi nasional, efisiensi distribusi logistik, serta pembangunan ekonomi daerah,” tutur Anne.
Untuk memperkuat peran tersebut, KAI telah menyusun proyeksi pertumbuhan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) hingga 2029, dengan total volume angkutan batu bara ditargetkan mencapai 111,2 juta ton dan komoditas bukan batu bara sebesar 10,9 juta ton.
Kawasan Sumatra bagian Selatan diperkirakan menjadi kontributor utama dengan potensi tambahan volume sebesar 27,8 juta ton, sedangkan pengembangan Terminal Tarahan II ditargetkan menyerap hingga 18 juta ton.
Selain itu, ekspansi fasilitas operasional di Kertapati juga diproyeksikan memberikan kontribusi tambahan sebesar 7 juta ton, sehingga secara keseluruhan, pertumbuhan angkutan barang KAI diproyeksikan meningkat hingga 15% pada tahun 2029.
“Pertumbuhan ini didukung oleh sejumlah keunggulan moda kereta api dibanding angkutan jalan raya, terutama dalam konteks kebijakan ODOL,” ungkapnya.
Dari sisi kapasitas, lanjut Anne, kereta api mampu mengangkut muatan dalam skala besar secara efisien.
Di Pulau Jawa, satu rangkaian kereta barang dapat membawa hingga 30 gerbong datar, dengan masing – masing berkapasitas 42 ton.
“Pada Sumatra Selatan, efisiensi lebih maksimal dengan satu rangkaian kereta batu bara yang mampu menarik hingga 61 gerbong dalam satu perjalanan,” katanya.
Dari keseluruhan angkutan selama lima bulan pertama, batu bara masih mendominasi dengan kontribusi 23.010.266 ton, atau 82,97% dari total volume.
Komoditas ini menjadi tulang punggung dalam mendukung pasokan pembangkit listrik, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
Tidak hanya itu, pertumbuhan signifikan juga tercermin pada komoditas pupuk.
Selama Januari hingga Mei 2025, KAI mencatat angkutan pupuk sebesar 13.230 ton, meningkat tajam hingga 94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6.810 ton.
Secara khusus, pada Mei 2025, volume pupuk yang diangkut mencapai 4.110 ton, naik 26,85% dibandingkan dengan 3.240 ton pada Mei 2024.
Peningkatan itu menjadi bagian penting dari dukungan KAI terhadap agenda ketahanan pangan nasional, melalui optimalisasi pengiriman pupuk ke sentra – sentra pertanian.
Sementara itu, layanan logistik retail seperti Barang Hantaran Paket (BHP) dan Parcel juga menunjukkan kinerja positif.
Volume pengiriman melalui komoditi ini tercatat sebesar 97.889 ton sepanjang Januari – Mei 2025, tumbuh 16% dari capaian tahun sebelumnya yang berjumlah 84.391 ton.
Lonjakan itu mengindikasikan meningkatnya kepercayaan masyarakat, khususnya pelaku UMKM, terhadap layanan logistik kereta api yang terbukti cepat, aman dan kompetitif untuk pengiriman antarwilayah.
Dengan capaian kinerja yang solid dan kesiapan menghadapi implementasi penuh kebijakan Zero ODOL 2026, KAI terus memperkuat peran sebagai enabler logistik nasional yang andal untuk mendorong distribusi energi, pangan dan komoditas strategis secara merata hingga ke pelosok negeri. B