
Masalah bagasi kembali menjadi sorotan menjelang masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
Angkasa Pura Indonesia menyiapkan sejumlah langkah untuk mempercepat waktu keluarnya bagasi, menyusul keluhan penumpang yang menganggap proses tersebut terlalu lama, terutama di bandar udara (bandara) dengan terminal luas, seperti Terminal 3 (T3) Bandara Soekarno-Hatta.
Pgs Corporate Secretary Angkasa Pura Indonesia Arie Ahsanurrohim mengatakan, persoalan bagasi tidak berdiri pada satu faktor saja.
Menurutnya, isu ini berkaitan dengan kapasitas ground handling, jumlah crew kendaraan di area airside, hingga desain terminal yang memengaruhi jarak tempuh dari pesawat menuju conveyor belt.
“Ada banyak isu. Mulai dari kapasitas ground handling, kru kendaraan di airside, sampai layout bandara. Mungkin kalau teman – teman landing di T2, T1 lebih cepat. T3 ini cukup lama, cukup jauh, apalagi yang internasional,” ujar Arie di Bogor.
Dia menjelaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan beberapa langkah korektif untuk memperbaiki alur bagasi.
Target pengantaran bagasi pertama atau first bag dipatok maksimal 15 menit setelah penumpang turun dari pesawat, bergantung pada maskapai dan operator ground handling yang bertugas.
“Insyaallah best effort memang untuk bagasi pertama itu 15 menit. Paling cepat 15 menit tergantung dari mana,” katanya.
Arie mengakui bahwa keluhan soal waktu tunggu bagasi menjadi salah satu yang paling sering muncul di musim liburan.
Karena itu, dia menambahkan, koordinasi dengan maskapai dan operator ground handling diperkuat agar potensi penumpukan bisa dikurangi.
Selain itu, inspeksi harian di sisi udara dilakukan lebih ketat memasuki periode puncak liburan.
Langkah ini diperlukan karena cuaca ekstrem meningkatkan risiko kerusakan pada fasilitas, seperti runway yang berpotensi menghambat alur pergerakan pesawat dan berdampak pada proses bongkar muat bagasi.
Angkasa Pura Indonesia menyiapkan posko di seluruh bandara untuk memantau pergerakan penumpang dan memastikan layanan bagasi berjalan sesuai standar.
Pengawasan difokuskan pada bandara dengan lalu lintas tinggi, seperti Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Kualanamu Sumatra Utara, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, dan Yogyakarta International Airport.
Arie berharap kombinasi penambahan personel, pengecekan fasilitas dan koordinasi intensif dengan ground handling bisa mengurangi waktu tunggu.
“Meskipun banyak isu, sudah ada beberapa langkah yang disiapkan agar layanan bagasi lebih cepat,” ungkapnya.
Dia menambahkan manajemen terus memantau kualitas layanan selama Nataru mengingat alur bagasi merupakan bagian penting dari pengalaman penumpang di bandara. B



