
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terus menerima dukungan terhadap keberlangsungan usaha penjualan pesawat dan berbagai program pengembangan dan inisiatif kedirgantaraan yang diinisiasi oleh perusahaan.
Dukungan tersebut datang baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan menjelaskan bahwa setelah Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA) Thailand memesan sebanyak 10 unit pesawat NC212i buatan PTDI untuk operasi sektor pertanian, kini PTDI juga mendapatkan perhatian dari dalam negeri untuk memesan produk karya anak bangsa ini.
Hal itu terwujud setelah kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy beserta rombongannya ke PTDI di Bandung, untuk meninjau fasilitas produksi dan hanggar PTDI.
Rombongan Menteri PPN/Bappenas mengunjungi hanggar Final Assembly Line yang berisi pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB) dan fuselage pesawat NC212i yang sedang dalam proses penyelesaian untuk TNI AU, dilanjutkan ke hanggar UAV MALE dan hanggar pesawat N219.
Dalam kunjungan tersebut, Gita menambahkan, Menteri Bappenas menyampaikan dukungannya terhadap PTDI untuk memperluas pasar penjualan, serta mendorong Kementerian Pertanian untuk mengoptimalkan penggunaan pesawat produksi PTDI dalam mendukung kegiatan operasional di sektor pertanian.
“Pak Menteri mendorong agar Kementerian Pertanian mulai memanfaatkan pesawat PTDI untuk mendukung kegiatan operasional di sektor pertanian. Kami sangat berterima kasih atas dukungan ini,” katanya.
Salah satu fokus utama dalam kunjungan tersebut adalah mendiskusikan potensi pesawat N219, yang tidak hanya menjadi produk kebanggaan Indonesia, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pesawat N219 dirancang untuk melayani konektivitas daerah, terutama di wilayah terpencil dan diharapkan dapat mendorong pemerataan ekonomi di seluruh nusantara.
Gita menambahkan, PTDI telah memperoleh kontrak untuk enam unit pesawat N219 dari Kementerian Pertahanan/TNI AD dan lima unit dari Setdco Group untuk Pemerintah Demokratik Republik Kongo.
PTDI juga berhasil mengamankan komitmen pembelian dua unit pesawat N219 oleh PT Indo Aviasi Perkasa pada Bali International Airshow pada September 2024.
Menanggapi kebutuhan pasar yang lebih beragam, PTDI kini mengembangkan varian amphibious dari pesawat N219, yang dirancang untuk mendarat di perairan terbuka.
Pesawat ini akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk mendarat di air.
Program pengembangan pesawat N219 amphibious ini merupakan bagian dari inisiatif utama Bappenas dan menjadi salah satu flagship Transformasi Ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri.
Program ini bertujuan untuk memperkuat kemandirian industri pertahanan Indonesia sesuai dengan prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
Gita menegaskan bahwa PTDI berkomitmen penuh terhadap riset dan pengembangan pesawat N219 amphibious.
PTDI telah mengalokasikan man hours, fasilitas produksi dan tes laboratorium untuk memastikan kualitas dan kemampuan pesawat ini.
“Dengan dukungan dari Bappenas, program ini diharapkan bisa menjadi simbol kemandirian industri pertahanan Indonesia,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara Kemenperin, Bappenas dan PTDI, program pengembangan pesawat N219 amphibious ini diharapkan dapat menjadi langkah besar dalam menciptakan produk kedirgantaraan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, konektivitas daerah, serta kemandirian industri pertahanan Indonesia. B