
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengajukan usulan strategis untuk memindahkan seluruh industri pertahanan nasional yang saat ini terpusat di Kota Bandung ke kawasan Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Menurut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, kondisi di Kota Bandung sudah tidak lagi mendukung pengembangan industri berskala besar tersebut.
Dia menjelaskan bahwa keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama, apalagi minimnya fasilitas uji coba penerbangan dan padatnya pemukiman di sekitar kawasan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad.
“Tidak mungkin PTDI di Bandung berkembang pesat karena untuk tes pesawat saja terbatas landasan, sementara lingkungannya sudah padat perumahan,” ujar Gubernur Dedi, Sabtu (23/8/2025).
Dia menjelaskan bahwa usulan pemindahan ini sudah disampaikan langsung kepada Direktur Utama PTDI, manajemen PT Pindad hingga Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau).
Gubernur Dedi menambahkan, semua pihak sepakat bahwa kebutuhan akan ruang lebih luas sudah mendesak.
“Saya kemarin bertemu dengan Dirut PTDI, berkomunikasi dengan Dirut Pindad dan Kasau. Pikirannya sama Bandung sudah terlalu sempit untuk mengembangkan industri pertahanan,” ungkapnya.
Kawasan Kertajati dipandang lebih ideal, karena memiliki lahan luas dan akses langsung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati.
Dengan dukungan infrastruktur tersebut, lanjut Dedi, kawasan ini diyakini mampu menampung kegiatan industri pertahanan, mulai dari pengembangan teknologi, produksi senjata dan pesawat hingga pengujian lapangan.
Gubernur Jabar optimistis relokasi ini akan memperkuat daya saing industri pertahanan nasional, sekaligus menciptakan pusat ekonomi baru di Jawa Barat bagian Timur.
“Kalau pindah ke Kertajati, ruangnya ada, infrastrukturnya mendukung dan bisa jadi kawasan industri pertahanan terpadu,” tuturnya. B