PT Kereta Api Indonesia (KAI) siap berupaya menekan aspek biaya first mile dan last mile kereta logistik dalam rangka mendukung mitigasi kendaraan truk dengan dimensi dan muatan melebihi ketentuan (Over Dimension and Over Load/ODOL).
Jadi, kata Direktur Utama KAI Bobby Rasidin, sedang dilakukan exercise untuk mitigasi dari ODOL ke depannya.
Terkait dengan mitigasi ODOL tersebut, PT KAI beberapa waktu lalu melakukan exercise cepat antara terminal JICT dengan kawasan industri Jababeka.
“Itu kita lihat kalau trucking lebih cost effective daripada kereta, ternyata kita melihat first mile dan last mile-nya kereta itu agak costly. Kami akan tekan first mile dan last mile-nya ini sehingga end-to-end kereta itu dari JICT dengan Jababeka harus lebih murah. Ini lagi kami exercise juga,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, kebijakan kendaraan ODOL perlu dipercepat sebelum tahun 2027 untuk mencegah kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Kebijakan zero ODOL telah lama direncanakan sejak tahun 2009, tetapi terus mengalami penundaan hingga saat ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, penting untuk percepatan penerapan kebijakan zero kendaraan ODOL demi mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan transportasi jalan nasional.
Menhub berharap penundaan tidak berlangsung lama, karena semakin lama ditunda maka potensi kecelakaan lalu lintas akibat ODOL akan terus meningkat.
Dia menekankan pada pentingnya percepatan penerapan kebijakan zero ODOL demi mencegah kecelakaan fatal terulang setelah tercatat 6.000 korban jiwa akibat pelanggaran muatan sepanjang tahun 2024.
Menurut Menhub, sepanjang tahun 2024 tercatat 27.337 kecelakaan melibatkan angkutan barang, menyumbang sekitar 10% dari total kecelakaan lalu lintas nasional yang menjadi sorotan serius pemerintah dalam kebijakan keselamatan transportasi. B




