
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjadikan transportasi terintegrasi sebagai suatu prioritas, dengan berdiskusi dan menerima masukan dari komunitas transportasi.
Harapannya, hal itu dapat memberikan evaluasi dan perbaikan terhadap integrasi transportasi.
Masukan tersebut disampaikan pada kegiatan Ngobrolin Transportasi Bareng Komunitas (Lintas) bertema Transportasi Publik Terintegrasi, Kita Makin Terkoneksi di Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, baru – baru ini.
Sejumlah komunitas yang mengikuti kegiatan tersebut antara lain Forum Diskusi Transportasi Solo, Bike2Work Solo, SSC Solo, Java Train, Indonesian Railway Preservation Society Yk, Transportologi, Bismania Community, PPRBM Solo, SHG Solo, Gekatin Solo, dan Jejak Kota.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Ernita Titis Dewi mengatakan, kegiatan temu komunitas merupakan momen penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
“Kesemua itu dalam mewujudkan sistem transportasi publik yang semakin terintegrasi, inklusif dan berkelanjutan. Harapannya, Lintas dapat menjadi platform untuk bertukar gagasan, membangun pemahaman, serta memperkuat komitmen bersama,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Risal Wasal mengatakan, kegiatan tersebut memberi banyak data yang dibutuhkan untuk menjalani tugasnya.
Sebab, lanjutnya, direktorat ini bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang integrasi transportasi, serta multimoda.
Adapun output dan outcome adalah transportasi yang terintegrasi, sehingga mengefisiensi biaya, kecepatan, ketepatan, kemudahan, serta kenyamanan.
“Kami harus bicara dengan data. Kami harus memastikan transportasi berjalan baik dan benar dengan integrasi yang seamless. Hari ini kami dapat banyak data terkait ke depan kami harus berbuat apa, termasuk dari para difabel,” ujar Risal.
Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda memang memiliki rencana kegiatan untuk mengembangkan integrasi di 10 metropolitan, sembilan daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (3TP), serta lima Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) pada 2025 – 2029.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, Solo merupakan salah satu kota yang memulai integrasi dua simpul transportasi, yaitu Terminal Tipe A Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan.
Setelah itu, perkembangan integrasi transportasi di Solo terus berkembang dan menjadi salah satu daerah yang memiliki integrasi transportasi terbaik.
“Solo ini sudah demikian lengkapnya. Dua koridor Trans Jateng, Batik Solo Trans, dan feeder. Secara integrasi fisik, untuk Solo dan sekitarnya sudah menjadi percontohan untuk di daerah,” tuturnya.
Di Kota Solo, terdapat integrasi angkutan umum antara lain Batik Solo Trans, feeder, KRL, Kereta BIAS, dan Trans Jateng.
Bersamaan dengan itu, dilakukan juga penataan infrastruktur transportasi publik berupa Tempat Pemberhentian Bus (TPB), terminal, intelligent transport system, jalur transportasi publik, serta fasilitas pejalan kaki dan pesepeda.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Sekretaris Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Dedy Cahyadi, Kepala Kantor Terminal Tipe A Tirtonadi Joko Umboro Jati, serta Kepala UPT Transportasi Dinas Perhubungan Surakarta Agus Purnomo. B