Stasiun Tanah Abang Disiapkan Layani 300.000 Penumpang per Hari pada Lima Tahun ke Depan

Aktivitas penumpang di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. (dok. kai.id)
Bagikan

PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama anak usahanya KAI Commuter terus mengakselerasi modernisasi layanan di Stasiun Tanah Abang, Jakarta.

Sebagai salah satu stasiun transit tersibuk di Jabodetabek, pengembangan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat urban yang semakin tinggi.

Berdasarkan proyeksi lima tahun ke depan, Stasiun Tanah Abang diperkirakan akan melayani hingga 300.000 pengguna commuter line per hari.

Saat ini saja, rerata volume penumpang harian mencapai sekitar 215.395 orang, terdiri dari 48.478 penumpang naik, 45.823 penumpang turun dan 121.094 penumpang transit setiap harinya.

“Angka ini menunjukkan bahwa kapasitas eksisting stasiun yang maksimal hanya 150.000 penumpang per hari sudah tidak lagi memadai,” jelas Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Stasiun Tanah Abang merupakan titik transit penting di Jakarta yang melayani dua lintas utama commuter line, yakni Lintas Bekasi/Cikarang dan Lintas Rangkasbitung.

Pembenahan menyeluruh menjadi langkah strategis untuk mengurangi kepadatan dan memastikan kenyamanan pelanggan di stasiun ini.

“Pada 2024, total perjalanan commuter line yang melewati Tanah Abang berjumlah 467 perjalanan per hari, terdiri dari 262 perjalanan Lintas Bekasi dan 205 Lintas Rangkasbitung,” ungkapnya.

Tahun 2025, KAI Commuter menambah frekuensi menjadi 485 perjalanan per hari, yakni 281 lintas Bekasi dan 204 lintas Rangkasbitung.

“Peningkatan ini dilakukan untuk mengakomodasi lonjakan pengguna yang terus terjadi setiap tahunnya,” tutur Anne.

Lonjakan tersebut juga tercermin dari tren peningkatan jumlah pengguna pada masing – masing lintas.

Pada Lintas Bekasi/Cikarang, jumlah pengguna naik dari 71.636.443 orang pada tahun 2023 menjadi 84.426.385 orang pada tahun 2024, atau tumbuh sebesar 17,8%.

Sementara itu, Lintas Serpong/Rangkasbitung mencatat kenaikan dari 62.085.471 orang pada tahun 2023 menjadi 69.999.362 orang pada tahun 2024, atau tumbuh sebesar 12,7%.

Selama periode Januari hingga Mei 2025, kedua lintas tersebut telah melayani total 64.719.958 pengguna, terdiri dari 33.494.440 penumpang di Lintas Bekasi/Cikarang dan 31.225.518 penumpang di Lintas Serpong/Rangkasbitung.

Data ini menegaskan bahwa semakin tingginya mobilitas masyarakat di koridor – koridor utama penyangga Kota Jakarta.

Rata – rata volume penumpang pada Mei 2025 menunjukkan intensitas tinggi baik pada hari kerja maupun akhir pekan.

Weekday mencatat penumpang naik 48.478 orang dan turun 45.823 orang, sedangkan pada weekend, volume naik 35.016 orang dan turun 33.834 orang.

Penumpang transit pun sangat dominan, mencapai 121.094 orang per hari pada weekday dan 113.474 orang per hari pada weekend.

Berdasarkan Feasibility Study, peningkatan kapasitas dilakukan melalui pembangunan stasiun baru yang mampu menampung hingga 300.000 penumpang per hari.

Hal ini mencakup penambahan jalur aktif dari empat peron menjadi enam peron dan penambahan jumlah peron dari dua peron menjadi empat peron.

Proyek ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), KAI, KAI Commuter dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Jakarta.

Modernisasi ini mencakup beragam pekerjaan fisik dan teknis yang ditangani oleh DJKA, meliputi perluasan bangunan stasiun, pembangunan concourse baru menuju Peron 3 dan 4, serta penambahan jalur aktif dan peron.

Selain itu, pengembangan sistem sintel dan LAA, pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jatibaru dan tahapan pekerjaan yang dimulai sejak Februari 2025, serta berlanjut hingga akhir tahun dengan aktivasi gedung baru, pembukaan gate tambahan dan penguatan sistem operasional, serta infrastruktur pendukung.

Sementara itu, Pemprov Jakarta melakukan pelebaran Jalan Taman Jatibaru – Citarum, pembangunan JPO Kantor Dinas Teknis dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun.

KAI menangani penataan area parkir dan sistem e-ticketing, pengembangan plaza dan halaman stasiun, termasuk penyediaan kanopi, serta fasilitas integrasi antarmoda.

“Pekerjaan pengembangan ini juga mempertimbangkan aspek inklusivitas. Gedung baru Stasiun Tanah Abang telah dilengkapi lift, eskalator dan guiding block untuk menunjang aksesibilitas penyandang disabilitas,” ujar Anne.

Modernisasi Stasiun Tanah Abang adalah wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan KAI untuk menciptakan sistem mobilitas perkotaan yang aman, nyaman, inklusif, serta berkelanjutan.

“Dengan peningkatan ini, KAI tidak hanya menyiapkan fasilitas untuk mengantisipasi lonjakan volume pengguna, tetapi juga menghadirkan layanan yang lebih efisien, terintegrasi dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Tanah Abang akan menjadi model stasiun transit masa depan,” jelas Anne. B

Komentar

Bagikan