PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) terus memperkuat perannya sebagai penyedia layanan penyeberangan dan pelabuhan yang andal, nyaman dan prima.
Salah satu aset strategis yang menjadi sorotan adalah Pelabuhan Bastiong Ternate di Maluku Utara.
Berbeda dengan pelabuhan lainnya, Bastiong memiliki keunikan karena berada tepat di pusat Kota Ternate, sehingga menjadi simpul vital mobilitas masyarakat, logistik dan pariwisata.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menjelaskan bahwa posisi Pelabuhan Bastiong memberikan nilai tambah karena langsung terhubung dengan kawasan perkotaan.
“Pelabuhan ini unik karena letaknya di jantung kota, memudahkan akses masyarakat untuk menggunakan layanan penyeberangan. Efisiensi mobilitas manusia dan barang menjadi semakin nyata berkat keberadaan Bastiong,” ujarnya.
Secara geografis, Pelabuhan Bastiong berlokasi di Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate dan terkoneksi langsung dengan jalan utama kota.
Hal ini menjadikannya berbeda dengan pelabuhan ASDP lain yang umumnya terletak agak jauh dari pusat kota.
Keunggulan ini menghadirkan kenyamanan tersendiri, karena masyarakat bisa menjangkaunya dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum secara cepat dan mudah.
Sejarah panjang Ternate sebagai kota pelabuhan dunia sejak era perdagangan rempah turut menjelaskan mengapa pelabuhan tumbuh di inti kota.
Hingga kini, Bastiong menjadi nadi distribusi hasil laut, rempah dan produk olahan khas Ternate ke berbagai daerah.
Dengan akses yang dekat, lanjut Shelvy, masyarakat lokal semakin terbantu dalam memasarkan tuna, cakalang, teri, abon ikan, sambal roa hingga berbagai rempah yang menjadi ciri khas Maluku Utara.
Terhitung sejak Juli 2024, ASDP sudah menerapkan digitalisasi di Provinsi Maluku Utara, diantaranya Bastiong – Sofifi, Bastiong – Rum Tidore, Bastiong – Sidangole, Bastiong – Bitung, Bastiong – Kayoa – Moti – Makian – Babang.
Kelima lintasan ini dilayani oleh KMP Tuna, KMP Maming, KMP Baronang, KMP Gorango, KMP Portlink VIII, dan KMP Lompa.
Pembelian tiket sekarang sudah dapat dilakukan secara mandiri melalui ferizy, sehingga menambah kenyamanan pengguna jasa yang dapat mengakses jadwal kapal dari mana saja.
Lebih dari sekadar fasilitas transportasi, Pelabuhan Bastiong juga berperan sebagai pintu gerbang wisata.
Dari pelabuhan ini, wisatawan dapat dengan mudah menjangkau icon Ternate seperti Benteng Kalamata yang sarat sejarah, Pantai Falajawa dengan panorama matahari terbenamnya, Danau Tolire, Gunung Gamalama hingga pulau – pulau eksotis di sekitarnya seperti Tidore, Maitara dan Halmahera.
Kehadiran Bastiong menjadikan perjalanan wisata lebih praktis dan terintegrasi.
ASDP mencatat, hingga periode Januari – Juli 2025, sebanyak 336.330 penumpang dan 124.747 unit kendaraan telah menyeberang melalui Pelabuhan Bastiong.
Angka ini terdiri dari 71.164 unit kendaraan roda dua, 28.991 mobil, 24.521 truk, dan 71 bus.
Data tersebut mencerminkan tingginya peran Bastiong sebagai simpul transportasi, sekaligus jalur distribusi logistik penting di kawasan Maluku Utara.
Pelabuhan Bastiong melayani sejumlah lintasan utama, di antaranya Ternate – Tidore, Ternate – Sofifi dan Ternate – Halmahera.
Rute – rute ini merupakan jalur vital yang menopang mobilitas harian masyarakat, sekaligus mendukung kelancaran perdagangan antarwilayah.
Dengan intensitas aktivitas yang tinggi, Bastiong semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.
“Pelabuhan Bastiong bukan hanya sekadar pelabuhan di tengah kota, tetapi juga menjadi etalase ekonomi dan pariwisata Ternate,” ungkap Shelvy.
Ke depan, ASDP akan terus meningkatkan fasilitas dan mengedepankan kenyamanan, serta keselamatan penumpang.
“Kami ingin Bastiong semakin berdaya sebagai simpul maritim modern yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan,” ujarnya. B