Kunjungan Turis Diklaim Naik Tiga Kali Lipat Sejak Work From Bali

Destinasi wisata di Bali. (Istimewa)

Tercatat kenaikan kenaikan kunjungan wisatawan ke Bali sejak program Work From Bali (WFB) dijalankan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mulai Januari 2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memperkirakan ada kenaikan kunjungan wisatawan ke Bali.

Sebelumnya, Sandiaga menyatakan keinginannya untuk berkantor di Bali guna melihat dan merasakan langsung pemulihan pariwisata di provinsi tersebut.

Saat menghadiri acara kampanye #RinduLabuanBajo di Jakarta, Minggu (30/5/2021), Menparekraf menyatakan bahwa WFB di Januari tersebut membuahkan hasil.

“Kami sudah mulai dari Januari dan kami melihat ada peningkatan efektivitas dari kerja kita untuk membangkitkan pariwisata di Bali,” jelas Sandiaga.

Baca juga :   GM Novotel Hotel & Resort Yon Hendri Mengabdi 10 Tahun Untuk Bukittinggi

Kunjungan wisatawan tersebut dari tadinya antara 2.000 orang hingga 2.500 orang, sekarang sudah mencapai 7.000 orang sampai dengan 7.500 orang. Jadi, Sandiaga menambahkan, ada tiga kali lipat peningkatannya.

Menparekraf menuturkan, peningkatan jumlah wisatawan tersebut tidak disertai penambahan anggaran. “Dalam anggaran tidak bertambah. Jadi ini yang menarik.”

Sandiaga menjelaskan, kalau bisa melakukan efisiensi justru tidak menambah anggaran, tapi melakukan realokasi anggaran yang sudah tersedia.

Menurutnya, hal itu adalah bentuk adaptasi di tengah pandemi melalui kebijakan pemerintah yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

WFB difasilitasi negara untuk sekitar 25% Aaparatur Sipil Negara (ASN) dibawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Kemenko Marves mengomandoi tujuh kementerian, salah satunya Kemenparekraf.

Baca juga :   Kemenparekraf Dorong Kota Pariaman Kembangkan Potensi Seni Pertunjukan

Nantinya, program WFB akan dilaksanakan di Nusa Dua. Selain karena kelolaan perusahaan BUMN Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), kawasan itu juga lebih mudah untuk dipantau.

Alasan Nusa Dua dipilih, antara lain adalah seluruh sektor pariwisata di wilayah itu sudah tersertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environmental and Sustainability (CHSE), sumber daya manusia sudah siap, dan adanya layanan end-to-end terintegrasi. B

 

Komentar