Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) melalui KSOP Kelas III Pulau Baai Bengkulu terus melakukan langkah percepatan untuk mengatasi kendala transportasi laut dari dan menuju Pulau Enggano akibat pendangkalan alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai.
Sebagai bagian dari proses penanganan, pada Senin dini hari (7/7/2025), telah dilakukan kegiatan uji coba olah gerak kapal KMP Pulo Tello yang bertujuan untuk menguji kelayakan pergerakan kapal di alur yang sedang dalam tahap pengerukan.
Kepala KSOP Kelas III Pulau Baai Bengkulu Petrus Chistanto Maturbongs menjelaskan bahwa uji coba dimulai pada pukul 02.00 waktu setempat dengan kondisi cuaca yang baik.
“KMP. Pulo Tello mulai bergerak masuk ke alur pelayaran pada pukul 02.15 dengan draft 2,4 meter saat kondisi pasang 1 meter. Proses masuk kapal dipandu dan di-assist oleh TB. Raflesia dari belakang,” jelasnya.
Meski uji coba berlangsung aman, hasil evaluasi menunjukkan masih terdapat sejumlah pekerjaan lanjutan yang perlu segera dilakukan agar alur pelayaran dapat beroperasi secara optimal.
Beberapa rekomendasi teknis yang disampaikan antara lain perlunya rework pengerukan di depan buoy merah untuk membersihkan sedimen yang telah terbentuk.
“Saat ini, lebar pintu masuk dan keluar hanya sekitar 35 meter, sehingga masih perlu pelebaran di beberapa titik, termasuk di STA 1000,” ujar Petrus.
Meskipun proses olah gerak sempat mengalami sedikit hambatan karena kapal keruk masih bekerja di alur, KMP. Pulo Tello berhasil melewati area sedimentasi di STA 500 dengan aman dan keluar dari zona tersebut pada pukul 02.41 LT.
Selain itu, ia menekankan perlunya penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayaran serta pengaturan panjang, draft dan lebar kapal yang akan keluar masuk alur. Menurutnya, demi keselamatan pelayaran, seluruh kapal yang melintasi alur wajib menggunakan jasa pandu dan tunda.
Petrus menambahkan bahwa pihaknya akan segera menggelar sesi sosialisasi bersama para nakhoda kapal guna memastikan pemahaman terhadap kondisi alur dan langkah keselamatan.
“Kami akan mengadakan rapat teknis dengan perusahaan pelayaran, pemilik barang dan stakeholder lainnya untuk menyepakati SOP dan membuat jadwal keberangkatan kapal agar lebih tertib dan aman,” tuturnya.
Langkah – langkah ini merupakan bagian dari komitmen Ditjen Hubla Kemenhub dalam menjaga konektivitas transportasi laut antarwilayah, khususnya bagi daerah 3TP atau Terpencil, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan, seperti Pulau Enggano.
“Dengan perbaikan alur pelayaran yang tengah dilakukan, diharapkan layanan pelayaran menuju Enggano akan segera kembali normal dalam waktu dekat,” tegas Petrus. B