
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengapresiasi konsistensi penyelenggaraan Dieng Culture Festival (DCF) di Dataran Tinggi Dieng, Desa Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang mampu menjadi contoh agenda pariwisata unggulan di tingkat nasional.
“Apresiasi setinggi – tingginya kami sampaikan kepada Pokdarwis Dieng Pandawa dan seluruh pihak yang berkolaborasi dalam mewujudkan Dieng Culture Festival,” kata Kepala Bidang Promosi dan Kemitraan Kemenpar Eni Komiarti saat memberikan sambutan dalam Pembukaan DCF XV di Lapangan Gatotkaca, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tewgah.
Dia mengatakan, DCF memiliki identitas kuat dan berdampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta membangkitkan ekonomi kreatif di wilayah sekitar.
Menurutnya, hal tersebut menjadikan DCF berpeluang besar menjadi acara berkelas dunia.
“Untuk tahun ini, kami dari Kementerian Pariwisata mempunyai program unggulan, yaitu Karisma Event Nusantara (KEN). Dieng selalu masuk ke dalamnya,” katanya.
Meskipun DCF tahun ini tidak mendaftar ke dalam program KEN, Eni meyakini festival ini akan kembali masuk dalam daftar KEN di tahun – tahun berikutnya.
Dia juga mendorong sinergi melalui Gerakan Wisata Bersih (GWB) untuk memastikan setiap acara pariwisata tidak hanya meriah secara seremonial, juga berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Festival ini sudah dapat menjadi contoh event (kegiatan) yang ramah lingkungan,” tegasnya.
Eni mengharapkan DCF dapat terus ditingkatkan dan menjadi gerakan bersama untuk merawat warisan budaya dan mengangkat nama Dieng sebagai destinasi budaya, serta alam yang unggul.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara Amalia Desiana mengatakan penyelenggaraan DCF XV Tahun 2025 mengusung tema Back to the Culture dan memfokuskan kembali pada nilai – nilai kebudayaan.
“Tahun ini memang terlihat lebih sederhana dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Kenapa? Karena kesepakatan kami dengan rekan – rekan Pokdarwis adalah untuk kembali mengangkat budayanya,” tuturnya.
Dia menambahkan, salah satu gagasan yang dipertimbangkan adalah memisahkan acara musik Jazz Atas Awan dari rangkaian DCF untuk dijadikan agenda kegiatan tersendiri.
Eni menegaskan, pemisahan tersebut dilakukan untuk mengembalikan nilai – nilai budaya yang sempat tertutup oleh popularitas artis dan musisi yang tampil.
“Mohon maaf, biasanya yang ditanya artisnya siapa, yang datang siapa? Sehingga kami ingin mencoba memisahkan, tahun ini benar-benar dikembalikan ke kebudayaannya,” jelasnya.
Dia juga mengapresiasi konsistensi Pokdarwis Dieng Pandawa yang telah menyelenggarakan acara ini secara rutin selama 15 tahun, bahkan ketika banyak kabupaten lain belum memulai festival serupa.
Dia mengharapkan agenda wisata tersebut dapat terus berkembang dan kembali terdaftar dalam KEN 2026.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya kampanye Dieng Bersih yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan selama festival berlangsung.
“Ini juga untuk menyadarkan kita semua bahwa Indonesia ini butuh kita semua untuk menjadi lebih baik lagi,” kata Bupati. B