Kemajuan Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A per Oktober Lampaui Target Akhir Tahun 2025

Terowongan di area konstruksi Stasiun Monas untuk jalur MRT Jakarta. (dok. jakartamrt.co.id)
Bagikan

Kemajuan pembangunan konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A per Oktober 2025 telah melampaui target akhir tahun 2025.

Pada akhir Oktober lalu, perkembangannya telah mencapai 54,36% dari target 51,73%.

Capaian tersebut bahkan telah melampaui target akhir tahun 2025 yang ditetapkan, yaitu 53,29% dan melampaui target juga ditorehkan oleh setiap paket kontrak sipil.

Pada paket kontrak CP201, dari target 89,23%, telah berhasil mencapai 90,2% dengan sejumlah pekerjaan utama di Stasiun Thamrin meliputi test pit utilitas dan pemasangan traffic decking pada Entre 1, pemasangan boredpile pada Entre 3, pemasangan waterproofing dan rebar base slab, serta pekerjaan arsitektural pemasangan dinding pada combine building Entre 4 CTVT, pemasangan rebar untuk dinding Entre 5, 7 dan 8, serta jet grouting di Entre 6.

Selain itu, tim konstruksi juga melanjutkan pekerjaan instalasi homogeneous tile, dinding ACP, dinding drywall dan rangka ceiling pada level concourse dan platform, serta instalasi pipaa, ductingcable trayfireboard dan hydrant box.

Stasiun Thamrin merupakan stasiun dengan entrance terbanyak, yaitu Sembilan dan stasiun terpanjang hingga 440 meter. Stasiun ini juga akan menjadi stasiun transit dengan Lin Timur Barat.

Di Stasiun Monas, pekerjaan utama meliputi reinstatement Entre 1,  pengecoran dinding dan atap Entre 2, penyelesaian arsitektural pada koridor Entre 1 dan 2, instalasi steel structure elevator 1 pada level ground, instalasi granit dan handrail tangga, serta shutter pada Entre 1, dan instalasi travelator, pipa, ducting, serta partial acceptance test untuk station fan, socket outlet, dan lighting fixtures. Kedua stasiun ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2027.

Target paket kontrak CP202 pun terlampaui, yakni dari 55,78%, per Oktober 2025, perkembangannya mencapai 59,36%.

Sejumlah pekerjaan utama seperti ekskavasi boks stasiun, pengecoran base slab dan waterproofing canal underpass, hingga persiapan breakthrough TBM 1 di sisi udara Stasiun Sawah Besar.

Pada paket kontrak CP203, per Oktober 2025, telah menyelesaikan 79,11% pekerjaannya dari target 78,31%.

Sejumlah pekerjaan utama terus dikerjakan, seperti struktur kolom pada entre stasiun, backfill hingga instalasi hanging wall pintu tepi peron (platform screen doors).

Khusus di Stasiun Glodok, tim konstruksi sedang mempersiapkan breakthrough TBM I ke Stasiun Mangga Besar.

Kemajuan pekerjaan paket CP 205 yang meliputi sistem perkeretaapian dan rel juga melampaui targetnya, yaitu mencapai 28,67% dari target 19,94%.

Tim konstruksi sedang melakukan penyelesaian produksi cable tray peralatan persinyalan stasiun di Segmen 1 (Bundaran HI – Monas).

Selain itu, sedang dilakukan juga sejumlah pekerjaan test pit dan konstruksi saluran kabel tegangan tinggi 150kV.

Paket kontrak CP206 kereta baru saja selesai menandatangani kontrak dengan Sumitomo Corporation untuk desain dan pengadaan.

Selain itu, paket kontrak CP207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedangkan proses klarifikasi dokumen tender.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI – Harmoni yang ditargetkan selesai pada tahun 2027 dan Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

Segmen dua Harmoni – Kota yang ditargetkan selesai pada tahun 2029, sedangkan Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

Berbeda dengan Fase 1, Fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development).

Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta, tetapi juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, serta ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi public, sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.  B

Komentar

Bagikan