Kajian TOD Kawasan Sudirman Selesai Tiga Bulan

Jembatan penghubung Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dan Stasiun KCI Sudirman, Jakarta. (dok. jakartamrt.co.id)
Bagikan

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyiapkan kajian pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di Kawasan Sudirman, Jakarta akan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan.

Menurut Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, harapannya dalam waktu tiga bulan kajiannya ini muncul dan nanti atas dasarnya itu akan bertindak lanjut lagi.

“Kajian tersebut dilakukan untuk merancang ekosistem transportasi yang terintegrasi di kawasan Sudirman melalui kerja sama dengan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT),” ujarnya di sela peluncuran buku Masinis yang Melintasi Badai di Jakarta, baru – baru ini.

Pengembangan kawasan TOD Sudirman juga akan melibatkan kolaborasi lintas institusi, termasuk Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Mass Rapid Transit (MRT) dan berbagai moda transportasi lainnya untuk mendorong integrasi sistem yang lebih efisien.

Dia menuturkan, langkah lanjutan setelah kajian rampung akan dirumuskan berdasarkan hasil kajian tersebut, termasuk penentuan arah pengembangan dan rencana aksi bersama antarlembaga yang terlibat dalam proyek tersebut.

Dirut KAI menegaskan bahwa pendekatan itu berbeda dari kondisi saat ini karena menekankan pembangunan ekosistem terintegrasi secara menyeluruh, meski perbedaan detailnya masih dalam tahap pembahasan dan kajian mendalam.

“Nanti, lagi kita kaji yang membedakan sekarang dengan ke depannya,” jelas Didiek.

Sebelumnya, PT KAI menyiapkan kawasan Sudirman di Jakarta Pusat, sebagai pusat integrasi transportasi publik yang aman, efisien, bernilai tambah ekonomi dan mendukung mobilitas masyarakat perkotaan secara berkelanjutan dan inklusif.

Didiek mengatakan, pihaknya telah menggelar Kick Off Meeting bertajuk Sudirman Gateway: Transit Oriented Development (TOD) Project Preparation for Viable Private Investment pada Rabu (14/5/2025) sebagai langkah awal dari penyusunan kajian pengembangan kawasan Sudirman.

Kajian akan menyoroti berbagai aspek strategis, termasuk optimalisasi integrasi antarmoda Commuter Line, MRT, LRT dan KA Bandara, serta peningkatan kenyamanan pengguna.

Studi itu juga menjadi awal dari penguatan potensi pendapatan nontiket, melalui pengembangan ruang komersial, area co-working dan fasilitas publik lain yang bernilai ekonomi di sekitar kawasan.

Proyek itu akan dirancang menciptakan mobilitas efisien, ruang usaha bagi pelaku lokal, serta nilai tambah kawasan dan dijalankan bertahap sepanjang tahun 2025 dengan prinsip transparansi, kolaborasi, serta keberlanjutan. B

 

 

Komentar

Bagikan