PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 3 Cirebon, Jawa Barat, telah memetakan 10 titik rawan bencana di jalur kereta api (KA) di wilayahnya untuk keperluan mitigasi sebelum masa angkutan Lebaran pada 21 Maret – 11 April 2025.
Menurut Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Muhibbudin, proses identifikasi ini harus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan para penumpang selama periode tersebut.
Dia menjelaskan, dari hasil pemetaan, ada enam titik berpotensi banjir yang berada di KM 187+600 hingga KM 187+800 (Stasiun Tanjung – Losari), KM 206+000 hingga KM 208+000 (Babakan – Waruduwur), serta KM 220+700 hingga KM 220+800 (Cirebon Prujakan – Waruduwur).
Sementara itu, lanjutnya, ada empat titik dengan kontur tanah labil berada di jalur Stasiun Cilegeh – Kadokangabus dan Stasiun Telagasari – Jatibarang.
“Sebagai langkah mitigasi, kami telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di 17 titik, termasuk di Stasiun Jatibarang, Cirebon Prujakan, Ketanggungan dan Ciledug,” katanya.
Muhibbudin menambahkan, AMUS terdiri atas berbagai material darurat seperti bantalan rel dan batu balas, yang dapat digunakan untuk perbaikan cepat jika terjadi gangguan.
Selain itu, KAI menambah jumlah Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ) ekstra dan menerjunkan petugas pemantauan di titik-titik rawan.
Dia menyebutkan, dengan pemetaan dan persiapan yang matang, perjalanan KA di wilayah Daop 3 Cirebon tetap aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Periode Angkutan Lebaran merupakan momentum di mana seluruh insan KAI memberikan kinerja terbaik,” ungkapnya.
Selain kesiapan jalur, pihaknya telah menyiagakan 14 unit lokomotif dan 66 armada kereta untuk mendukung operasional selama masa angkutan Lebaran 2025.
Dia menegaskan, beberapa unit di antaranya akan digunakan untuk melayani perjalanan KA Cakrabuana, KA Gunungjati, KA Ranggajati dan KA Argo Cheribon tambahan.
“Kami akan menggelar posko terpadu operasional dan pelayanan penumpang, serta meningkatkan pengawasan terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian,” jelasnya. B