Kementerian Pertanian (Kementan) memperluas pemasaran hasil pertanian ke pasar global dengan memanfaatkan jalur logistik strategis melalui Uni Emirat Arab (UEA) guna meningkatkan ekspor dan daya saing produk nasional.
Menurut Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, pihaknya telah bertemu dengan Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri dalam membahas mengenai hal tersebut.
“Dalam pertemuan tersebut kami membahas peluang peningkatan ekspor komoditas pertanian Indonesia ke pasar global melalui jaringan logistik dan distribusi UEA,” jelasnya.
Wamentan menuturkan, Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian.
Sebelumnya, Wamentan Sudaryono menerima kunjungan Dubes UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, baru – baru ini.
“Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya mempererat kemitraan strategis yang telah lama terjalin antara Indonesia dan UEA,” katanya.
Wamentan menyebutkan, UEA sebagai mitra penting tidak hanya karena kerja sama ekonominya, tetapi juga karena kedekatan hubungan antar pemimpin negara.
“Hubungan erat yang terjalin sejak era Presiden Jokowi dan kini dilanjutkan oleh Presiden Prabowo menunjukkan adanya chemistry kuat antara kedua negara,” tuturnya.
Dia menekankan pentingnya memperluas skala kerja sama yang telah berjalan, khususnya dalam hal ekspor, hilirisasi dan pengolahan produk pertanian.
“Kita ingin menjajaki dan melanjutkan investasi yang sudah berjalan. Baik pengolahan daging, ekspor komoditas ke Timur Tengah, maupun menjangkau pasar Afrika dan Eropa,” jelasnya.
Menurut Wamentan, UEA selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia di kawasan Teluk, khususnya untuk produk-produk pertanian, seperti telur, ayam, buah – buahan, hingga kelapa sawit dan cengkeh.
“Kita ingin meningkatkan ekspor. Kita ingin meningkatkan jumlah yang kita bisa ekspor langsung ke seluruh dunia dan kita butuh banyak channel itu. Salah satu channel melalui Uni Emirat Arab,” ungkapnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, neraca perdagangan produk pertanian Indonesia dan UEA mengalami surplus sebesar US$499,89 juta pada tahun 2024.
Dia menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi produktif yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Indonesia juga membuka peluang investasi pada komoditas daging sapi dan sapi hidup dari berbagai negara, selama memenuhi persyaratan teknis dan menawarkan harga kompetitif.
Dengan terus terbukanya ruang kerja sama internasional, Wamentan berharap bisa memperkuat peran global Indonesia sebagai negara agraris yang aktif berkontribusi dalam rantai pasok pangan dunia.
Dubes UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri menyambut baik inisiatif itu dan menyoroti implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang telah ditandatangani sejak tahun 2022 dan telah menunjukkan hasil positif.
“Selama 2023, kami telah melihat buah dari CEPA, termasuk peningkatan signifikan dalam neraca perdagangan. Kami melihat potensi besar untuk menjembatani kepentingan kedua negara,” ujarnya.
UEA menyatakan ketertarikannya untuk terus berinvestasi dalam sektor pengolahan hasil pertanian dan peternakan di Indonesia, sekaligus mendorong pelibatan investor dari kedua negara untuk mewujudkan visi bersama di sektor pangan. B