Himbauan BMKG untuk Waspadai Abu Vulkanik Gunung Marapi Ganggu Penerbangan

Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatra barat. (dok. kemenhub)

Abu vulkanik erupsi Gunung Marapi yang ada di Provinsi Sumatra Barat dan cuaca ekstrem berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Peringatan ini dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman.

“Untuk angkutan Lebaran ini kita tidak hanya mewaspadai sebaran abu vulkanik, namun juga potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Sumatera Barat.”

Demikian kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Jumat (5/4/2024).

Menyikapi dua potensi ancaman tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau menyiapkan sejumlah langkah antisipasi

Pertama, BMKG terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan otoritas bandara.

Baca juga :   Kabandara Liwur Bunga Larat Supriyono Sudah 27 Tahun Mengabdi

BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi, yang dikhawatirkan mengarah ke BIM yang berada di Kabupaten Padang Pariaman.

“BMKG akan terus memantau sebaran abu vulkanik ini. Namun, kalau sudah mengarah ke bandara, kita menyiapkan sejumlah skenario terkait angkutan Lebaran,” ujar dia.

Kedua, terhitung 1-10 April 2024, BMKG mencatat dan memprediksi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Instansi itu mengkhawatirkan kondisi hujan dengan intensitas tinggi mengganggu aktivitas kebandarudaraan.

“Yang kita khawatirkan itu hujan lebat, angin kencang, petir hingga puting beliung yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan,” ucap dia.

Ia menambahkan, untuk angin kencang dan puting beliung berpotensi terjadi pada sore hari. Sementara hujan deras berpeluang terjadi saat siang dan malam hari.

Baca juga :   Bandara Banyuwangi Punya Arsitektur Terbaik Dunia dan Menang Aga Khan Award

Mengingat dua ancaman alam tersebut dapat terjadi kapan saja, BMKG Stasiun Minangkabau terus bersiaga dan memantau perkembangan sebaran abu vulkanik maupun cuaca ekstrem selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 Hijriah.

“BMKG terus memantau perkembangan cuaca ekstrem ini dan sudah mengantisipasi dari awal,” ujarnya. B

 

Komentar