Event Berkelanjutan Perkuat Pelestarian Budaya Lokal

Festival Seni Budaya Krisna-Saba di Bali mengangkat budaya lokal. (dok. kemenpar)
Bagikan

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mendukung Festival Seni Budaya Krisna-Saba di Gianyar, Bali untuk menjadi event tahunan berkelanjutan yang memperkuat pelestarian adat, budaya lokal dan pertumbuhan ekonomi desa wisata.

“Saya ingin event seperti ini terus berlanjut. Jadi event tahunan, event yang terus berkelanjutan dan saya senang sekali melihat anak – anak muda ikut terlibat di dalamnya. Ini adalah ruang ekspresi dan ruang untuk kita melestarikan budaya, melestarikan seni,” katanya dalam sambutan pembuka Festival Seni Budaya Krisna-Saba 2025 di Krisna Balangsinga, Bali.

Festival Seni Budaya Krisna-Saba bukan sekadar perayaan pusat oleh-oleh terbesar di Bali melainkan simbol nyata pelestarian adat, budaya dan penguatan daya tarik destinasi pariwisata Bali.

Melalui festival ini pula kekayaan seni dan budaya Desa Saba yang selama ini mulai jarang ditampilkan kembali diangkat dan diperkenalkan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda yang akan menjadi pewaris dan penjaga warisan budaya ini di masa depan.

Sederet rangkaian acara memeriahkan festival yang berlangsung dari 27 – 28 Juni 2025. Mulai dari parade budaya, suguhan musik tradisional, berbagai lomba, etalase produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, Tari Kolosal Awatara Krisna, hingga pertunjukkan fesyen dan musik.

Wamenpar Ni Luh Puspa berharap festival yang digelar perdana ini menjadi bagian event nasional atau calender of event, sehingga promosi destinasi, kunjungan wisatawan, serta pemberdayaan potensi lokal terus meningkat.

Dia juga mendorong Festival Seni Budaya Krisna-Saba segera mempunyai Intellectual Property (IP) guna melindungi hak atas kekayaan intelektual yang diciptakan dari hasil pemikiran, kreativitas atau karya seni, sehingga ajang ini dipayungi perlindungan hukum yang kuat.

“Ini sejalan dengan program unggulan Kementerian Pariwisata salah satunya event dengan IP Indonesia. Jadi, kami ingin mendorong lebih banyak lagi event-event yang berbasis budaya, yang hadir, yang dibuat, dikelola, digagas oleh anak – anak bangsa dan kami akan terus mendorong bagaimana agar bisa mendunia,” jelasnya.

Pemilik Krisna sekaligus Penyelenggara, Gusti Ngurah Anom atau yang biasa disapa Ajik Krisna memiliki prinsip yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat.

Dia ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat Bali, yang dapat membawa perubahan, tetapi tidak meninggalkan akar budaya di tengah perkembangan zaman. Melalui Festival Budaya Krisna-Saba inilah hal tersebut dapat terwujud.

“Apa yang saya dapatkan saya kembalikan lagi ke masyarakat Bali, sehingga seni budaya Bali tidak hilang di masa depan, tetap hidup dan UMKM kita bangun di Bali,” ujar Ajik.

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad turut mengapresiasi inisiasi dan dedikasi Ajik Krisna.

Menurutnya, Ajik sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan telah menjadi local hero masyarakat Bali, serta dengan kehadiran festival ini diharapkan semakin memperkuat identitas dan kebanggan bagi masyarakat desa.

“Festival Ini sangat selaras dengan arahan Presiden melalui Asta Cita ke-enam, yakni pembangunan dari desa, dari bawah. Itu sangat penting untuk mewujudkan pemerataan ekonomi dan pemerantasan kemiskinan,” tutur Raffi. B

Komentar

Bagikan