Bandara Malikussaleh; Wings Terbang Tiga Kali Seminggu

Kabandara Malikusaleh Niswan (kiri), Sofyan Rasyad, dan Sunartopo

Bandara Malikussaleh sudah kembali beroperasi secara normal. Kini, tersedia penerbangan Wings Air selama tiga kali seminggu.

Pesawat Wings Air jenis ATR 72-600 ini melayani rute Medan – Lhokseumawe dan sebaliknya. Penerbangan ini dijadwalkan tiga kali seminggu pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Bandara Malikussaleh terletak di Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Dengan panjang runway 1850 x 30 m, bandara melayani Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Biruen, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Pidie Jaya.

Dengan lokasi yang strategis, Bandara Malikussaleh merupakan asset vital dalam pergerakan ekonomi Kabupaten Aceh Utara. Bandara ini sebelumnya dibangun oleh PT Arun NGL, anak perusahaan Pertamina, pada tahun 1973 dengan rute Medan – Lhokseumawe.

Baca juga :   Menhub Cek Lokasi Bakal Bandara IKN Jelang Groundbreaking

Seiring berjalannya waktu, permintaan masyarakat untuk transportasi udara di Kabupaten Aceh Utara meningkat. Oleh karena itu, Pertamina kemudian menyerahkan kepemilikan bandara ini kepada Kementerian Keuangan.

Bandara Malikusaleh

Pada tahun 2010, kepemilikan dilimpahkan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Sejak tahun 2019, Bandara Malikussaleh dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan untuk pengelolaan yang lebih baik.

Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia serta Citilink pernah melayani penerbangan dari Bandara Malikussaleh. Namun saat ini hanya ada maskapai Wings Air.

Kabupaten Aceh Utara sendiri merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam. Oleh karena itu, kabupaten ini terkenal sebagai kawasan pertambangan dan industri dengan perusahan besar seperti PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. ASEAN Aceh Fertilizer, PT. ExxonMobil Indonesia, PT. Kertas Kraft Aceh, dan PT. Arun Natural Gas Liquefaction.

Baca juga :   Bandara Halim Perdanakusuma Mulai Tutup 26 Januari 2022

Dari segi pariwisata, kabupaten dengan ibukota Lhoksukon ini terkenal akan situs sejarah bekas Kesultanan Samudera Pasai di Kecamatan Samudera, Rumah Cut Meutia di kecamatan Pirak Timu, dan tugu perjuangan Teungku Abdul Jalil Cot Plieng di kecamatan Syamtalira Bayu. B

Komentar