Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin bersama Kabaloghan Marsdya TNI Yusuf Jauhari dan Dirut PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan meninjau langsung helikopter H225M di kawasan Monas, Jakarta, belum lama ini.
Heli baru ini merupakan bagian dari program Blue Book 2014 – 2019 hasil kolaborasi PTDI dan Airbus Helicopter.
Menurut Mengan, heli H225M punya peran strategis sebagai sarana komando dan pengendalian (kodal).
“Helikopter ini akan dipakai memandu operasi militer maupun operasi kemanusiaan,” ujar Sjafrie dalam laman Kemhan.
Dengan platform ini, pimpinan seperti Panglima TNI bisa langsung mengendalikan pasukan di lapangan, baik dalam misi tempur maupun bantuan kemanusiaan.
Pengadaan heli ini dinilai penting untuk meremajakan armada. Saat ini Skadron Udara TNI AU hanya punya lima unit heli serupa yang usianya sudah 21 tahun.
Usai meninjau, Menhan dan rombongan juga menjajal uji terbang. Dari hasil evaluasi, Menhan Sjafrie meminta sejumlah penyesuaian teknis.
“Perlu ada perbaikan agar H225M siap operasional, termasuk penataan interior, posisi kursi, meja komando sampai sistem komunikasi yang harus bisa langsung terhubung ke markas,” tuturnya.
Namun demikian, lanjut Menhan, dari sisi performa, H225M disebut sebanding dengan heli sejenis yang sudah dimiliki TNI.
Heli ini akan ditempatkan di Skadron Udara 8 Lanud Atang Sanjaya, Bogor, untuk memperkuat operasi udara khusus.
Kehadiran H225M sekaligus bukti keseriusan pemerintah memperkuat postur pertahanan udara nasional dan menunjukkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri. B