
PT Angkasa Pura Indonesia mendapatkan peringkat tertinggi idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk korporasi dan obligasi yang diterbitkannya.
Selain itu, Pefindo juga memberikan peringkat idAAA(sy) untuk sukuk perseroan. Prospek peringkat ini dinyatakan stabil.
Menurut analis Pefindo, Qorri Aina dan Tsanya Chindra, penilaian ini mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari induk usaha, yakni PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Dukungan dari InJourney menjadi faktor utama yang mengangkat peringkat perusahaan.
Namun, Pefindo juga mengingatkan bahwa peringkat tersebut dapat tertekan jika kapasitas dukungan induk melemah atau jika tingkat kepentingan Angkasa Pura Indonesia dalam grup usaha menurun secara signifikan, misalnya melalui penurunan kontribusi bisnis atau pengurangan kepemilikan saham.
Selain itu, eksposur terhadap gangguan perjalanan seperti bencana alam, pandemi, atau ketegangan geopolitik juga disebut sebagai risiko yang dapat memengaruhi profil kredit.
PT Angkasa Pura Indonesia merupakan entitas baru hasil merger dua operator bandara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang resmi berdiri pada September 2024.
Hingga pertengahan tahun 2025, perusahaan ini mengelola 37 bandara di seluruh Indonesia, menjadikannya pemain utama dalam infrastruktur transportasi udara nasional.
Berdasarkan data per 30 Juni 2025, hampir 100% saham Angkasa Pura Indonesia dimiliki oleh InJourney, sedangkan Pemerintah Indonesia memegang dua saham Dwiwarna, yang merepresentasikan kepemilikan strategis negara. B