
PT BIBU Panji Sakti menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT LEN Industri dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Kerja sama tersebut menjadi langkah penting dalam percepatan pembangunan Bandara Bali Utara yang ditargetkan berstandar internasional.
Menurut Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko, penandatanganan MoU tersebut memiliki tujuan utama mendukung komitmen Presiden Prabowo Subianto membangun Bandara Bali Utara setara Bandara Changi di Singapura dan Hong Kong International Airport.
“Beliau sudah menyampaikan langsung saat berada di Denpasar, 9 November 2024, bahwa akan membangun bandara Bali Utara dengan standar dunia. Untuk itu, kami menggandeng PT LEN bersama jajaran anak perusahaannya sebagai ahli teknologi dalam negeri,” jelasnya, belum lama ini.
PTDI, dia menambahkan, turut dilibatkan, karena berperan penting dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang aviasi.
“Perusahaan ini luar biasa. Mereka juga sudah menjalin kerja sama dengan Letkol Wisnu untuk menyiapkan tenaga kerja terampil di bidang aviasi yang akan mensuport bandara kita ke depan. Jadi, kita saling melengkapi,” tuturnya.
Manajemen PT BIBU Panji Sakti akan meminta Presiden untuk segera melakukan groundbreaking dan jangan terlalu lama.
“Pasalnya, waktu semakin cepat dan kebutuhan semakin mendesak. Kami berharap kerja sama ini menjadi percepatan nyata untuk mewujudkan bandara Bali Utara,” ungkapnya.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan menegaskan, pihaknya akan terlibat aktif dalam pengembangan industri penerbangan melalui kerja sama dengan PT BIBU Panji Sakti.
Keberadaan bisnis Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) disebut menjadi salah satu aspek penting dalam pengoperasian bandara berskala internasional.
“Begitu saya melihat proyek Bandara Internasional Bali Utara, saya meyakini bandara ini akan menjadi bandara besar. Maka keberadaan bisnis MRO menjadi sesuatu yang mandatory,” katanya.
Dari situlah, dia menambahkan, PTDI merasa terpanggil untuk berkontribusi. “Itu pula yang melandasi penandatanganan MoU antara PTDI dengan PT BIBU Panji Sakti.”
Menurut Gita, pihaknya tengah mengembangkan Authorized Maintenance Training Organization (AMTO) di Bali International Flight Academy (BIFA), tepatnya di Bandar Udara Letkol Wisnu.
Program ini disebut segera dijalankan untuk menghasilkan tenaga bersertifikat di bidang pemeliharaan pesawat.
“AMTO ini menciptakan SDM yang certified untuk kegiatan pemeliharaan pesawat. Kami ingin lebih memfokuskan bagaimana menlakukan leverage SDM di Bali agar siap bersaing di industri penerbangan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT LEN Industri Joga Dharma Setiawan mengatakan, komitmennya untuk berkontribusi dalam pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.
Dukungan tersebut, lanjutnya, mencakup penyediaan teknologi navigasi, radar udara, sistem monitoring hingga pemanfaatan energi terbarukan.
“PT LEN telah berpengalaman dalam mendukung bandara – bandara di Indonesia, terutama pada sistem navigasi, elektronik navigasi, dan radar udara. Dengan kompetensi ini, kami melihat pembangunan Bandara Bali Utara sangat sesuai untuk kami dukung sejak tahap awal,” ujarnya.
Menurut Joga, kontribusi PT LEN tidak hanya terbatas pada peralatan navigasi dan radar, bahkan siap mendukung perancangan sistem monitoring, pemanfaatan sensor, serta penerapan kecerdasan buatan dan teknologi digital dalam operasional bandara.
“Sejak awal kami siap membantu dalam kajian pembelian teknologi, sehingga pembangunan dapat disinkronkan dan dioptimalkan. Kami berharap kehadiran teknologi tersebut menjadikan bandara ini efisien, efektif, serta ramah lingkungan,” ujarnya.
Joga menegaskan bahwa PT LEN juga memiliki produk dan layanan terkait energi terbarukan, yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang diusung dalam rencana bandara internasional di Bali Utara.
“Kami kebetulan memiliki produk dan layanan di bidang renewable energy. Jadi selain ramah teknologi, kami juga ingin mendukung agar bandara ini ramah lingkungan,” jelasnya. B