
Menyikapi kejadian kecelakaan kereta api yang terjadi di berbagai daerah akhir – akhir ini, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang melakukan mitigasi potensi risiko yang sama di Sumatra Barat.
Mitigasi potensi risiko tersebut dengan melakukan cek kelaikan prasarana perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api, yang dilakukan di sepanjang lintas kereta api aktif 107,221 km’sp.
Dari hasil inventarisasi prasarana perkeretaapian dan juga perlintasan sebidang ini, terdapat beberapa titik daerah rawan bencana, seperti banjir dan longsor yakni pada petak Lubuk Alung – Sicincin, Sicincin – Kayutanam, Kampung Juar – Pauh Lima, Bukit Putus – Indarung dan pada petak Teluk Bayur – Bukit Putus.
Selain itu, Tim BTP Padang juga mengidentifikasi adanya beberapa prasarana yang tidak memenuhi standar karena terjadi vandalisme kabel Early Warning System (EWS) yang hilang akibat pencurian, ballast stopper rusak, palang pintu kereta api yang patah, ditemukannya perlintasan sebidang liar baru dan berbagai hal lainnya.
Kondisi tersebut tentu berpotensi mengganggu keselamatan perjalanan kereta api, sehingga BTP Padang sebagai perpanjangan tangan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan, evaluasi dan memastikan seluruh prasarana dan operasional perkeretaapian di wilayah kerja BTP Padang sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.
Selain itu, DJKA Kemenhub turut mengimbau seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menjaga prasarana yang ada dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak dan mengganggu operasional perjalanan kereta api.
Partisipasi aktif masyarakat sangat penting demi terciptanya keselamatan, keamanan dan kelancaran transportasi kereta api yang kita gunakan bersama. B



