Indonesia dan Jepang Perkuat Kerja Sama Maritim Lewat Pelatihan Teknis Kepelabuhanan

Kegiatan Bimbingan Teknis Bidang Kepelabuhanan sebagai Bentuk Dukungan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia - Jepang. (dok. hublakemenhub)
Bagikan

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) bersama dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata atau Ministry of Land, Infrastructure Transport and Tourism (MLIT) Jepang secara resmi membuka kegiatan Bimbingan Teknis Bidang Kepelabuhanan sebagai Bentuk Dukungan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia – Jepang di Ayana Midplaza, Jakarta.

Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Muhammad Anto Julianto, yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang telah terjalin antara kedua negara.

“Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas penyelenggaraan kegiatan ini, yang merupakan bagian dari mekanisme dukungan terhadap JIEPA, khususnya dalam kerja sama teknis, sharing informasi dan pengetahuan, serta peningkatan kapasitas SDM,” ujar Anto.

Dia menambahkan bahwa pelatihan ini memiliki arti strategis dalam mendorong transformasi sektor kepelabuhanan Indonesia menjadi lebih kompetitif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Anto juga menggarisbawahi pentingnya pembelajaran dari Jepang dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan yang berkelanjutan.

“Saya meyakini bahwa kita dapat memperoleh banyak pembelajaran berharga dari Pemerintah Jepang, khususnya MLIT dan OCDI, dalam upaya membentuk SDM maritim yang kompeten dan mampu menjawab tantangan era modern, termasuk isu lingkungan, serta fasilitasi perdagangan bilateral,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Koordinator Internasional MLIT Jepang Fujiwara Hiromichi, dalam sambutannya menegaskan, pelatihan ini adalah momen penting dalam sejarah kerja sama teknis antara Jepang dan Indonesia, yang telah terjalin lebih dari 50 tahun.

“Pelatihan ini adalah inisiatif pertama berdasarkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi yang diselenggarakan atas permintaan Pemerintah Indonesia. Sejak November lalu, kami telah berdiskusi intensif dengan DJPL agar pelatihan ini benar-benar bermanfaat,” jelasnya.

Dia mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan Indonesia kepada Jepang untuk terus berkontribusi dalam proyek pembangunan pelabuhan, termasuk proyek besar seperti Pelabuhan Patimban.

“Kemarin saya mengunjungi Pelabuhan Patimban dan menyaksikan langsung kemajuan besar yang dicapai. Saya merasa terharu dan bangga karena Jepang dipercaya untuk turut, serta dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Fujiwara, materi pelatihan telah disusun secara selektif dan komprehensif, meliputi aspek perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan pelabuhan, hingga penanganan isu perubahan iklim.

Para peserta akan dibekali oleh pakar – pakar terkemuka dari Jepang yang memiliki pengalaman langsung di lapangan.

“Kami yakin walaupun pelatihan ini hanya berlangsung tiga hari, ini akan menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi para peserta untuk mendapatkan pengetahuan yang aplikatif dan up to date,” tutur Fujiwara.

Pelatihan ini akan berlangsung dari 2 – 4 Juli 2025 dan diikuti oleh para pejabat, pegawai teknis dan pemangku kepentingan sektor pelabuhan dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini diharapkan menjadi landasan kuat bagi peningkatan kualitas layanan pelabuhan nasional dan mempererat kerja sama bilateral Indonesia – Jepang ke depan. B

Komentar

Bagikan